Aristoteles salah seorang filsuf Yunani kelahiran tahun 384 - 322 SM di Makedonia. Daerahnya yang berbatasan dengan Yunani bagian Selatan, menjadi tempat berlabuh bagi Aristoteles dalam pengembaraan ilmunya. Dimana sejak kecil ayahnya sudah menitipkan Aristoteles di akademi milik Plato yang bertempat di Athena, Yunani.
Selama hampir dua puluh tahun Aristoteles menjadi murid Plato hingga akhir kematian sang guru sekitar tahun 348 SM. Setelah itu, Aristoteles kembali ke Makedonia untuk menjadi guru privat dari sang penakluk peradaban besar dunia, Alexander Agung. Kemudian ia mendirikan "Lyceum" di Athena sebagai pusat pemikiran bersama murid-muridnya.
Semasa hidupnya Aristoteles banyak melahirkan berbagai bidang keilmuan, seperti logika, metafisika, retorika, etika, ilmu pengetahuan alam, politik dan lain sebagainya. Dimana melalui tulisan dan pemikirannya Aristoteles mampu mempengaruhi sejarah peradaban, pemikiran barat salah satunya.
Salah satunya dalam karya monumentalnya, Fisika, Aristoteles berangkat untuk menyelidiki pembagian ilmu atau divisi yang sesuai. Menurutnya, objek menjadi syarat adanya ilmu pengetahuan. Pasalnya objek ini sebagai alat atau fenomena untuk menjelaskan sesuatu sampai pada pencapaian kebenaran. Dalam hal ini, Aristoteles mencoba membagi ilmu pengetahuan dalam beberapa devisi.
Pertama, ilmu teoritis. Mereka yang terlibat dalam ilmu teoritis mencari pengetahuan untuk kepentingan sendiri. Aristoteles membagi Ilmu Teoritis ini ke dalam tiga sub-kategori. Sub-kategori yang pertama, mempelajari tentang benda-benda alam. Diantaranya benda hidup, benda langit dan geologi (ilmu bumi).
Sub-kategori kedua dari ilmu teoretis mempelajari objek dan geraknya dalam benda alam tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ranah Ilmu Matematika. Sub-kategori ketiga adalah studi tentang benda-benda yang tidak bergerak. Diistilahkan sebagai "penyebab pertama" atau dalam hal ini masuk ranah Teologi.
Kedua, ilmu produktif. Ilmu ini berfungsi untuk menciptakan sebuah produk atau nilai guna. Misalnya ilmu komputer, bertujuan untuk memproduksi dan mengoperasikan komputer. Kemudian Ilmu Jurnalistik, berfungsi untuk mengelola, membuat dan menyebarluaskan informasi melalui media massa. Menurut Aristoteles, manusia yang mempunyai kecakapan pengetahuan dan rasionalitas yang dapat terlibat dalam Ilmu Produktif.
Ketiga, Ilmu Praktis. Ilmu semacam ini memiliki tujuan pada tindakan atau hal-hal praksis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain sebagai acuan untuk bersikap dan berperilaku sehingga terjalin kehidupan yang baik. Baginya, ilmu praksis berfungsi untuk mencapai kebahagiaan. Aristoteles percaya bahwa kebahagiaan adalah aktivitas jiwa yang sifatnya paling mulia.
Ketiga divisi ilmu pengetahuan ini menurut Aristoteles, mencakup objek atau fenomena pengetahuan yang dapat diteliti oleh sains. Sampai hari ini, lebih dari 2000 tahun setelah Aristoteles mengusulkan tiga devisi pengetahuan tersebut, tidak ada yang bisa memikirkan objek pengetahuan yang tidak termasuk dalam tiga kategori di atas. [Rudi]
KOMENTAR