Prosesi wisuda dilaksanakan dengan dua skema, yaitu dengan cara offline yang digelar di Auditorium Kampus 3 dan melalui streaming Zoom Meeting untuk para wisudawan yang belum bisa hadir.
Dalam kesempatan wisuda kali ini, tercatat wisudawan terbanyak berasal dari prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT) dengan jumlah 34 mahasiswa. Sementara untuk jurusan Studi Agama-Agama (SAA) berjumlah 8 mahasiswa.
Selanjutnya tercatat sebanyak 18 mahasiswa untuk prodi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) dan 23 mahasiswa dari prodi Tasawuf dan Psikoterapi (TP).
Selain itu, untuk wisudawan terbaik prodi TP diraih oleh Zairotus Sholikah dengan IPK 3,86 dan Nafisatul Ana dengan IPK 3,82 untuk prodi AFI. Dengan nilai rata-rata IPK 3,85, Nafisah Innayati menjadi wisudawan terbaik prodi IAT. Terakhir ada Chinde Novitasari Khasanah dari prodi SAA dengan IPK 3,86.
Bekal di Masyarakat
Dalam sambutannya, Dekan FUHum UIN Walisongo, Hasyim Muhamad merasa bersyukur. Meskipun sebagian mahasiswa tidak bisa hadir, tetap tidak menghilangkan khidmat pada prosesi wisuda fakultas.
"Meskipun wisuda kali ini tidak semua bisa offline karena ada sebagian wisudawan dan wisudawati karena alasan tertentu harus online, namun hakikat, nilai dan legalitasnya sama saja," jelasnya.
Ia berpesan kepada seluruh wisudawan yang hadir bahwa kegiatan wisuda ini hanya sebagai gerbang awal untuk menyambut kehidupan yang benar-benar nyata, yaitu terjun ke masyarakat. Para wisudawan harus mempersiapkan diri untuk bisa bersaing di masyarakat nantinya.
"Wisuda adalah tentang masa depan, transisi memasuki dunia yang lebih luas dan nyata yaitu kampus di masyarakat. Ada perbedaan kampus perguruan tinggi tempat kuliah dengan kampus di masyarakat, sehingga perlu persiapan dan bekal yang cukup," pesannya. [Rep.Agung/ Red. Gita]
KOMENTAR