Semarang, IDEAPERS.COM - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang ditetapkan pemerintah mulai 3 Juli sampai 20 Juli, dan kini diperpanjang sampai 2 Agustus 2021, berimbas pada turunnya omzet sejumlah pedagang di Ngaliyan, Semarang.
Hal ini dialami oleh Anita Desi Ratnasari, seorang penjual gorengan di pasar Ngaliyan. Ia mengaku, kebijakan PPKM Darurat membuat omzet dagangannya berkurang lebih dari 50 persen.
"Kira-kira kotornya sehari 1,5 juta dapat. Kalau keadaan biasa bukanya kan jam 3 sore sampai jam 11 malam. Nah ini (PPKM: red) turunnya separuh lebih. soalnya jam 8 malam udah tutup," jelasnya (21/07/21).
Ia juga mengatakan, imbas dari turunnya penghasilan ini membuatnya sulit memenuhi kebutuhan rumah tangga. Terlebih, saat ini ia tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
"Gali lobang tutup lobang. Sedino iki kurang sedino sesok nutup insyaallah," katanya.
Sementara itu, Lucy Kevin Anggara, seorang mahasiswa yang berjualan seblak di daerah Ngaliyan mengatakan, biasanya ia bisa mendapatkan Rp. 700.000 sampai 800.000 perhari. Namun sejak diberlakukannya PPKM Darurat, hanya bisa menghasilkan sekitar Rp. 200.000.
"Soalnya kalau pandemi biasa, tutupnya kan jam 12 malam, cuma ga boleh makan di tempat aja. Kalau PPKM ini cuma 50 pengunjung saja," katanya.
Walaupun pengasilan jualannya menurun, ia tetap bersyukur karena gajinya tidak dipotong dan masih digaji setiap seminggu sekali.
Sedangkan Uzlifah, pedagang kue samir mengaku pasrah dengan adanya PPKM Darurat ini. Meskipun pendapatannya menurun, yang terpenting ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaati peraturan pemerintah.
"Kalau saya masih berfikir positif ya. Semisal ada rejeki sedikit ya disyukuri, ada banyak ya dinikmati. Sedikit banyak disyukuri lah," ungkapnya. [Rep. Faisal/ Red. AM]
KOMENTAR