Saat tidur, seseorang pasti pernah bermimpi, entah itu menyenangkan, meyedihkan, ataupun menakutkan. Kemudian hal itu menjadi teka-teki besar, tentang apa itu mimpi beserta artinya. Sebagian orang percaya jika mimpi adalah bunga tidur atau sebuah firasat.
Hingga kini, penelitian masih terus menggali lebih dalam mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan mimpi. Terkait apa itu mimpi dan mengapa seseorang bisa bermimpi saat tidur?
Menurut tokoh psikoanalisis, Sigmund Freud, mimpi adalah koneksi antara alam sadar dengan alam bawah sadar yang memiliki kecenderungan hambatan mental. Mimpi menjadi manifestasi dari sebuah keinginan dari dalam diri kita yang belum terwujud. Hal tersebutlah yang mendasari manusia memiliki cerita atau gambar saat tidur.
Sementara ilmuwan dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat mengungkapkan fakta ketika manusia bermimpi ada perubahan aktivitas pada bagian otak yang disebut Posterior cortical hot zone. Yaitu bagian yang terletak di belakang otak serta bertanggung jawab untuk mengolah informasi visual dan terlibat dalam proses pengintegrasian indera manusia.
Mimpi sendiri merupakan gambaran, pikiran, dan emosi yang dialami seseorang selama tidur. Biasanya terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement), yakni tahapan tidur yang membuat napas jadi lebih cepat dan mata bergerak ke segala arah dengan cepat.
Tahapan Saat Bermimpi
Untuk benar-benar tidur dan bermimpi, kita perlu melewati empat tahapan tidur. Tahap pertama Non-Rapid Eye Movement (NREM) yakni tidur ringan atau dikenal dengan tidur ayam. Kondisi tidur, tetapi pikiran, mental, dan tubuh kamu berada di tengah-tengah antara tidur terlelap dan setengah sadar. Jadi kamu mudah terbangunkan meskipun sudah terlelap.
Kemudian tahap dua NERM. Tidur, pernapasan, dan denyut jantung semakin teratur, diikuti dengan penurunan suhu tubuh. Dalam tahap ini, kesadaran semakin menurun. Meskipun mendengar suara-suara, kamu tidak terlalu paham yang sedang terjadi.
Setelah itu, tahap tiga NERM, yaitu tidur nyenyak. Pada tahap ini tidak terindikasi adanya gerakan otot atau gerakan mata. Fase ini menjadi tahap transisi antara tidur nyaman dan tidur terlelap. Terakhir tahap REM, tidur bermimpi.
Tidur REM ini sering disebut juga dengan paradoks tidur. Artinya, kita tidur dengan otak dan sistem tubuh lainnya yang aktif bekerja, sementara itu otot-otot tubuh menjadi lebih rileks. Mimpi bisa terjadi karena adanya peningkatan aktivitas otak, tapi otot kita akan mengalami kelumpuhan sementara yang disengaja. Saat kita menerima banyak hal baru, kemungkinan besar kita akan bermimpi ketika tidur.
Sirkuit otak aktif selama tidur REM, sehingga memicu amigdala dan hipokampus untuk membuat serangkaian impuls listrik. Kombinasi ini akan menghasilkan pikiran, gambar, dan ingatan acak yang muncul saat seseorang tertidur.
Pada saat kita tidur, sebagian besar sel otak kita dalam keadaan istirahat. Tetapi masih juga ada sebagian sel saraf yang berada dalam kondisi bekerja. Oleh karena itu, timbullah mimpi saat kita sedang tidur. [Zami]
KOMENTAR