Pada pertengahan bulan Juni ini, ramai fenomena membeludaknya restoran cepat saji McDonald’s (McD) lantaran kemitraan mereka dengan band K-pop ternama, Bangtan Boys (BTS), berkolaborasi melalui brand menu BTS Meal.
Saking ramainya antusiasme pembeli, di beberapa gerai sampai harus dibubarkan oleh pihak berwenang. Seperti yanng terjadi di gerai McD Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah. Pembubaran antrean tersebut karena masih suasana pandemi sehingga berpotensi menularkan virus corona (Kompas.com, 09/06/21).
Kesuksesan strategi marketing McD ini tidak terlepas dari peran besar para ARMY, fans club BTS yang menjamur di berbagai negara sejak debut idol group tersebut pada 2013. Alhasil, BTS Meal yang pertama kali dirilis di Amerika Serikat pada 26 Mei 2021, kini sudah tersebar di 50 negara termasuk Indonesia pada 9 Juni 2021 lalu.
Paket lengkap dari BTS Meal ini berisikan Chicken McNugget, kentang goreng medium, cola medium, dan dua jenis saus yaitu cajun dan sweet chili. Yang membedakan dari menu McD biasanya, BTS Meal dibungkus dengan paper bag dan cup bertuliskan logo BTS dan dibandrol mulai harga 51.000. Bisa dibilang, bukan harga yang murah untuk kantong orang-orag Indonesia.
BTS Meal ini berhasil membius para ARMY dan masyarakat Indonesia dari semua kalangan.
Saking membeludakanya peminat, antrean BTS Meal sampai mengular dan tidak jarang mereka rela menunggu berjam-jam demi mendapatkan pesanan. Bahkan, bungkus dari BTS Meal laris manis dijual di toko-toko online dengan harga ratusan ribu dan tidak jarang bagi para ARMY menyulapnya menjadi kolekasi atau hiasan.
Kenapa fenomena BTS Meal bisa sampai membeludak?
Jika dilihat secara esensial makanan yang dijual pada edisi BTS Meal tidak jauh berbeda dengan menu McD lainnya, termasuk dari segi rasa. Lalu, apa yang membuat orang begitu antusias memborong puluhan BTS Meal? Apakah karena memang ingin merasakan menunya, atau hanya sebatas momentum dan mengupload-nya ke media sosial?
Meskipun di tengah pandemi, sejumlah outlet McD dipadati antrian ojek online yang mengantri BTS Meal. Timbulnya kerumunan, dimana para ojek online saling berdesakan sehingga tidak menyisakan ruang untuk menjaga jarak menjadi sorotan media. Sebanyak 13 outlet McD terpaksa ditutup untuk mencegah virus Covid-19.
Dilansir melalui beritajatim.com, salah seorang pengunjung asal Surabaya rela menunggu antrian 152 dari ratusan pembeli drive thru, mendatanagi dua gerai McD dan mengantri berjam-jam demi mendapatkan seri BTS. Pengunjung lain pun tidak jauh berbeda, rela mengantri selama dua jam di drive thru untuk membelikan kekasihnya.
Antusiasme dan kesediaan mereka untuk mengorbankan waktu serta tenaga untuk mendapatkan seri BTS Meal ini menjadi indikasi salah satu fenomena fear of missing out (FOMO). Edisi terbatas dan kecintaan mereka terhadap idol kesayangannya tidak mau melewatkan secara sia-sia kesempatan emas ini. Merasa cemas dan takut kehilangan moment membuat mereka mau melakukan apa saja untuk mendapatkan BTS Meal.
Dalam konsep hegemoni Antonio Gramsci, fenomena BTS Meal ini menjadi praktik dominasi yang dilakukan oleh kelompok kapitalis dalam mempengaruhi ideologi kelompok yang tersubordinasi, dalam hal ini para pemburu BTS Meal. Dominasi kapitalis dalam melakukan perluasan dan pelestarian ideloginya melalui budaya yang disebar secara sadar sehingga berhasil mempengaruhi dan membentuk pola pikir yang terhegemoni.
Hegemoni menjadi tanda, bahwa nilai-nilai hidup dari kelompok dominan di masyarakat menyebar dan menjadi nilai hidup yang diamini seluruh masyarakat. Hegemoni juga menjadi lebih dari sekedar dominasi, yang mana melakukan paksaan dengan menggunakan kekuasaan. Hegemoni ini menjadi konsensus dan pihak terhegemoni merasa sukarela melakukan nilai-nilai hidup yang diberikan oleh kelompok dominan serta menganggap nilai tersebut merupakan nilai terbaik.
Proses hegemoni selalu memastikan bahwa kelompok sosial yang berkuasa tetap berkuasa, dan struktur politik-sosial-ekonomi yang ada tetap menguntungkan kelompok dominan. Dalam fenomena BTS Meal, dominasi produk kapitalis yang dilakukan oleh pihak McD menjadi semakin kuat ketika menampilkan simbol-simbol yang menjadi minat para konsumen. Antara McD dan BTS melakukan konsensus yang memperkuat eksistensi di tengah kelompok-kelompok sosial masyarakat.
Saat ini, hegemoni kapitalis sudah begitu mengonstruk pikiran kita terutama terkait makanan cepat saji. Imajinasi soal praktis, efisien, higenis, dan high class seakan menjadi realita kehidupan yang sesungguhnya. Hingga tanpa sadar mendorong kita untuk menjadi lebih konsumtif.
Belum lagi persoalan budaya Korea yang setiap hari merajai kehidupan kita. Telinga kita, padangan kita sudah tidak asing lagi dengan segala hal yang berbau Korea. Mulai dari fashion, kecantikan, K-drama dan terutama k-pop sudah menjadi makanan sehari-hari. Media masa yang terus memborbadir informasi seputar Korea mengubah cara pandang kita, hingga kita terjebak dalam dunia imaginer tentang Korea.
Hadirnya fenomena BTS Meal menunjukkan bagaimana hegemoni ini terus langgeng dan membuat lingkaran kapitalisme terus menguat. Terlepas dari esensi produk yang ditawarkan atau pengetahuan terkait apa yang dilakukan, fenomena viral yang berkaitan dengan kecintaan terhadap suatu tanda atau label sepertinya memang masih akan terus berlangsung dan terus menguat di tengah masyarakat. [Gita]
KOMENTAR