“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.
Karena itu, Rasulullah SAW banyak melakukan kebiasaan selain beribadah sunnah seperti berdzikir dan berdo'a. Misalnya, memperbanyak amal ibadah yang bersifat sosial kemasyarakatan. Kebiasaan-kebiasaan tersebut telah dituturkan oleh al-Suyuthi dalam ‘Amal Yaum wa Lailah dalam kisahnya.
“Nabi SAW membaca surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas selepas shalat jumat sebanyak tujuh kali dan beliau juga memperbanyak salawat di hari jumat dan malamnya. Setelah shalat Jumat beliau biasa mengerjakan shalat sunnah di rumah, tidak di masjid. Setelah itu, beliau mengunjungi sanak-saudaranya, menjenguk orang sakit, menghadiri penyelenggaraan jenazah, dan menghadiri akad nikah”.
Rasulullah banyak mamanfaatkan hari Jumat untuk memperbanyak sillaturahim dengan kerabat sesama muslim lainnya. Seperti, mengunjungi orang-orang yang sedang sakit ataupun ditimpa musibah, membantu proses penyelenggaraan jenazah, atau menghadiri akad nikah.
Keutamaan sillaturahmi juga terdapat dalam hadist yang diceritkan oleh Abu Aiyub Al- Ansari. "Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara" (HR. Bukhari).
Menyayangi dan mengasihi dapat menjuhkan diri dari sifat-sifat iri hati, dengki, berburuk sangka, berpikir negatif, sikap permusuhan dan sifat-sifat buruk yang lainnya. Menjalin sillaturahmi dapat menciptakan hubungan yang harmonis di antara sesama.
Sebagai umat Islam, selain mengamalkan beberapa kebiasaan Rasulullah SAW pada hari Jumat, tentu masih ada hal yang bisa diteladani. Menjadikan hari Jumat sebagai ajang memperbanyak ibadah kepada Allah SWT atau ajang sillaturahmi antar umat Islam, bisa diamalkan bahkan menjadi kebiasaan baru.
[Gita]
KOMENTAR