Gambar: Istimewa |
Ke-19 pasien baru tersebut terdapat di RS Moewardi Surakarta satu orang, RSUP Dr Kariadi Semarang dua, RS Wongsonegoro Semarang empat, RSUD Goeteng Purbalingga tiga, RSUD Cilacap satu, RSUD Banyumas tiga, RS Kardinah Tegal satu, RSUD Soediran Wonogiri satu, RS Sudjono Magelang dua, dan RSUD Setjonegoro Wonosobo satu.
Selain itu, pasien yang dirawat berjumlah 34 orang, dan empat telah meninggal dunia. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2.858 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 257.
Baca Juga: Ganjar Gratiskan Biaya Pemeriksaan Virus Corona di 7 Rumah Sakit ini
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo secara khusus meminta bupati walikota memperketat pengawasan di wilayah masing-masing. Ia juga mengatakan bahwa penambahan jumlah pasien harus menjadi perhatian serius. Masyarakat harus semakin waspada dan mengikuti imbauan pemerintah untuk berdiam di rumah.
“Jangan menyepelekan, jangan merasa kuat dan sehat lalu berbuat semau sendiri tanpa mengindahkan imbauan pemerintah. Boleh jadi Anda kuat, Anda sehat, atau imun Anda bagus, sehingga meskipun tertular Anda tidak merasakan gejala sakit. Tapi ketahuilah, Anda tetap bisa menularkan virus ini pada orang tua, isteri, suami, dan anak-anak,” katanya.
Ganjar juga memantau warga perantauan dari Jateng yang mempercepat mudik ke kampung halaman. Ia menyebut telah ada 80 bus membawa 1.776 penumpang dari Jakarta ke Jepara. Peningkatan jumlah penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng juga terjadi.
Baca Juga: Hadapi Corona, Ini 4 Imbauan Ganjar kepada Masyarakat Jateng
Seperti pada 22 Maret di terminal Bulupitu Purwokerto, terdapat 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang. Hal sama juga terjadi di terminal Cepu, Pemalang, kebumen, Wonosobo, Cilacap, dan lainnya.
Ia meminta para Bupati dan Walikota lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus. Protokol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW,” tekannya.
Baca Juga: Selain Libur 2 Pekan, Sekolah se-Jateng Juga Tunda Ujian Nasional
Para kepala daerah juga diperbolehkan untuk menutup tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan seperti alun-alun, objek wisata, pantai dan sebagainya. Selain itu juga melarang aktivitas massal seperti peribadatan dan resepsi pernikahan.
“Bapak ibu, sekarang ini sudah terlalu banyak korban jatuh. Bahkan tak sedikit tenaga medis yang berguguran. Karena itu, sayangi dirimu, sayangi keluargamu, bersama kita patuhi imbauan pemerintah, agar tidak semakin banyak air mata tertumpah," pungkasnya. [Red. Mahfud/ Rep. Ma]
KOMENTAR