"Apa aku kena virus Corona ya? Ayo antar aku periksa" kata temen saya sesama mahasiswa UIN Walisongo Ngaliyan Semarang ketika bertemu dan dia yang sedang flu, batuk, sesak nafas, dan demam.
"Orang se kontrakan pada paranoid padaku, gak ada yang mau berdekatan. Coba ntar periksa terus memastikan," imbuhnya.
Kami langsung meluncur menuju rumah sakit Tugurejo Semarang, salah satu rumah sakit rekomendasi Pemprov Jateng untuk cek demam virus Corona yang sedang membuat panik semua orang.
Sesampainya di rumah sakit, kami langsung menuju tempat pendaftaran. Namun sayang, karena lewat jam 12 siang, periksa rawat jalan sudah tidak dapat lagi.
"Udah tutup. Besok lagi aja ya" kata pegawai yang jaga.
Kami langsung menuju puskesmas Ngaliyan.
Tanpa basa-basi, kita langsung daftar, buat kartu dan periksa. Terlihat beberapa rombongan mahasiswa saling mengantar teman-temannya dan sudah memakai masker.
Di ruang pemeriksaan, teman saya ditanya oleh dokter apa keluhannya.
"Demam, batuk, pilek, nafas cukup sesak, tenggorokan kering, dan teman-teman saya takut pada saya" jawab teman saya yang sakit.
Kemudian dokter memeriksa suhu tubuh dan bertanya-tanya di tempat tidur UGD puskesmas, "sudah berapa hari? pernah keluar kota dalam dua Minggu terakhir? Atau pernah ada riwayat ketemu orang sakit yang sama?"
"Sudah tiga harian.. Hanya di Semarang saja.. Kalau temen yang sakit demam, batuk, pilek banyak," jawab teman saya.
Dokter kemudian menyarankan untuk minum air putih yang banyak, makan yang banyak, dan menjaga pola hidup sehat.
"Ini masuk influenza meski gejalanya sama dengan Corona. Kalau seminggu belum sembuh baru cek lagi ya.. Influenza itu seminggu biasanya udah sembuh. Toh, gak ada riwayat ketemu atau abis perjalanan dari luar" kata dokter.
"Alhamdulillah" kata teman saya.
Kami langsung mengambil obat di Apotek dan dengan biaya gratis. Kami pulang dan cukup tenang.
--
Kita sudah masuk di zona hari isolasi selama 14 hari kedepan untuk menghindari penyebaran virus Corona yang sudah meresahkan, sesuai dengan anjuran pemerintah dan berita yang nyebar di media sosial.
Di kondisi seperti ini, semua orang cemas karena informasi yang deras menyebar. Di media dan medsos, gejala flu, demam, batuk adalah gejala Virus Pandemi Corona.
Bahkan selama dua Minggu ke depan, kampus sudah beraktivitas secara online merespon kasus Corona.
Salah satu yang dialami teman saya hari ini adalah bentuk bias dari ramainya Corona. Orang-orang panik ketika ada yang sakit sebagaimana info yang menyebar tentang virus Corona.
Setelah melakukan cek kesehatan di Puskesmas karena rumah sakit yang direkomendasikan Pemprov tidak bisa periksa, akhirnya saya mengambil beberapa poin.
Virus Corona memang sudah menyebar di Indonesia. Dengan kondisi ini kita harus tetap menjaga kesehatan dan pola hidup sehat.
- Gejala Corona memang mirip dengan influenza yakni batuk, pilek, demam, dan tenggorokan kering. Namun yang perlu dicatat adalah jika sudah minum obat dan lebih dari 1 Minggu barulah kita bisa berpikiran apakah ada indikasi terkena Corona atau tidak.
- Menahan perjalanan keluar kota karena bisa saja terkena dari orang luar yang bisa jadi terkena Corona.
- Tak perlu terlalu untuk bertemu orang yang kita kenal yang sama-sama tidak ada riwayat keluar negeri, luar kota, atau bertemu dengan mereka, seperti pertemanan di dalam organisasi kampus yang sering ketemu bareng dan nggak mungkin keluar kota atau luar negeri.
- Kalaupun ada teman yang sakit, karena ini memang sedang musimnya orang sakit, janganlah justru ditakuti atau dijauhi karena saat itulah orang yang sakit akan semakin stres padahal dia butuh semangat untuk meningkatkan imun tubuhnya.
- Minum atau makan yang ada vitamin C, berjemur, serta berolahraga adalah salah satu cara agar imun tetap kuat dan aman dari serangan Corona.
- Jangan mudah panik melihat berita di media yang terus menyebarkan kematian-kematian karena Corona.
Begitulah kiranya. Semangat ya:) [Fir]
KOMENTAR