![]() |
Doc. Ideapers.com |
Seperti yang terjadi pada gelaran wisuda pada hari Rabu (29/01/20). Seorang pedagang jajanan mengaku, tidak melakukan registrasi terlebih dahulu untuk berdagang di dalam lingkungan kampus. Hal ini dilakukan karena menurutnya biaya sewa stan di UIN Walisongo terlalu mahal jika dibandingkan dengan kampus yang lain.
"Di sini mahal, kalau di kampus seperti di UNNES itu hanya dimintai uang kebersihan senilai Rp 15 ribu," tutur perempuan bernama Puji tersebut.
Agar bisa tetap masuk ke kampus tanpa harus melakukan registrasi, ia berangkat lebih pagi dibandingkan yang lainnya. Menurut Puji, ketika pagi hari belum ada petugas yang mengecek kartu pendaftaran. Terlebih, uang sewa di UIN Walisongo lebih mahal tiga kali lipat dibanding momen wisuda sebelumnya.
"Saya diberitahu tetangga saya, disuruh berangkat pagi, biar tidak bayar mahal dan dapat tempat. Toh saya yakin, banyak penjual melakukan hal yang sama" tambahnya.
Di sisi lain, Fahroza menjelaskan, uang sewa yang harus dibayarkan sesuai dengan luas stan yang digunakan dalam hitungan per meter persegi. Adapun peningkatan jumlah uang sewa tersebut akibat dari pelanggaran prosedur yang telah ditetapkan.
"Aturannya, per meter 25 ribu. Tapi kalau melanggar dengan jadi pedagang liar terpaksa harus bayar berkali lipat dari uang sewa awal. Kalau tidak mau ya harus pergi," jelasnya.
Fahroza menambahkan, masih adanya pedagang yang melanggar prosedur oleh karena pengawas kewalahan dalam mendisiplinkan praktiknya di lapangan. Sehingga masih sering terjadi aksi 'kucing-kucingan' dengan para pedagang liar.
"Sering kucing-kucingan, penjual disuruh pergi malah pindak ke tempat lain. Security sudah berusaha maksimal. Tetapi ada banyak yang harus ditangani oleh security ketika wisuda berlangsung," tegasnya. [Rep. Alfi/ Red. Ainun]
KOMENTAR