Susah Nulis, Begini Rahasia Jadi Penulis a la Joko Pinurbo

Joko Pinirbo saat menyampaikan materi "Mendadak Puisi: Era Puisi Saat Ini" di  Gedung Wanita Semarang, Minggu (03/11/19) 

Semarang, IDEAPERS.COM - Pada awal November 2019 ini, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang menghadirkan even besar dalam bidang literasi.  Bertajuk Ketemu Buku Semarang, even tesebut digelar selama satu minggu, mulai dari tanggal 1 sampai 7 November 2019 di Gedung Wanita.

Selama satu minggu, Ketemu Buku Semarang menampilkan beberapa agenda dan kegiatan. Di antaranya bazar buku, diskusi dengan penulis idola, pentas seni kontemporer, dan berbagai perlombaan. Dalam diskusi dengan penulis idola, sejumlah penulis besar seperti Joko Pinurbo, Triyanto Triwikromo, Muammar Khadafi, Edi Faisol, turut hadir menjadi narasumber.

Joko Pinurbo, penyair terkenal asal Jogjakarta mengisi materi "Mendadak Puisi: Era Puisi Saat Ini" pada pukul 19.00-21.00 WIB, Minggu (03/11/19). Dalam diskusi itu, Jokpin sapaan akrabnya, memberikan tips dan rahasia menjadi seorang penulis.

Jokpin mengatakan bahwa menulis harus membutuhkan kesabaran dan etos kerja tinggi.

“Menulis adalah kerja kesabaran. Menulis itu soal disiplin dan etos kerja,” katanya.

Ia melanjutkan, penulis hebat tidak ditentukan oleh bakat. Tetapi adanya kemauan dan disiplin dalam menulis itu sendiri.

“Bakat terlalu abstrak, saya tidak setuju. Penting kemauan dan disiplin,” ungkap Jokpin.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa seorang penulis lahir karena termotivasi dari membaca banyak buku.

“Penulis muncul karena pembaca yang baik. Karena membaca, kemudian kita terpukau dan termotivasi untuk menciptakan karya,” katanya.

Penulis buku antologi puisi Telepon Genggam itu juga mengungkapkan, seoarang penulis juga harus rajin mencatat segala hal. Terlebih bagi penulis sastra, yang setiap waktu memikirkan kata-kata.

“Rajin mencatat apa pun. Penyair juga, bekerja sepanjang waktu pikirannya. Mimikirkan kata setiap waktu,” tandasnya. 

Ridho Idham, peserta dari Ngaliyan, mengatakan diskusi ini memberikannya wawasan tentang dunia kepenulisan. 

“Saya jadi tahu sedikit tentang tulis-menulis,” katanya singkat.

Ridho mengaku tidak punya bakat menulis. Namun setelah mendengar paparan dari Jokpin, ia mengatakan, termotivasi untuk menjadi penulis.

“Saya gak bakat nulis. Tapi kata Pak Jokpin kan menulis itu bukan soal bakat semata. Tapi disiplin dan kerja keras. Saya termotivasi, akan mencobanya” ujarnya. [Rep. Mahfud/ Red. Ma]