![]() |
"Belum ada kursinya, juga gak ada fasilittas AC, LCD, masih manual saja," ujarnya kepada Kru IDEAPERS.COM, Jumat (06/09/19).
Nazaruddin menambahkan, terdapat sisi baik kuliah dengan duduk lesehan. Menurutnya, pembelajaran lebih santai dan tidak ada sekat antara dosen dengan mahasiswa.
Ia menilai, hal itu justru baik agar mahasiswa yang mengantuk dan bermain smartphone. Meski demikian, Nazaruddin berharap hal tersebut dapat membuat dosen dengan mahasiswa semakin dekat.
Nazzaruddin mencoba untuk berusaha membuat pembelajaran di kelas terasa nyaman, meski harus berjuang dengan panas-panasan jalan kaki dari tempat parkir menuju kelas sejauh 100 meter.
"Meski siang panas, ya mau gimana lagi.. ya dinyaman-nyamankan,"tambahnya.
Tantangan dosen mengajar di gedung baru ini juga dialami Musla Shafiyab Taufiq yang mengajar tiga jurusan, yakni Hukum Perdata Islam (HPI), Hukum Keluarga Islam (HKI), dan Ilmu Hukum (IH). Musla mengeluhkan mahasiswanya ketika belajar tidak bisa fokus karena duduk lesehan dan menggunakan fasilitas seadanya.
"Yang dikeluhkan malah gak bisa fokus, dengan keadaan (kelas) yang lesehan dan fasilitasnya yang pas-pasan," ungkapnya.
Musla mengatakan, ia menggunakan cara khusus untuk menghidupkan suasana pembelajaran dalam kelas yang diajarnya. Menurutnya cara khusus itu dengan membuat mahasiswa duduk melingkar, kemudian ada satu mahasiswa yang presentasi di tengah lingkaran untuk menyampaikan materi.
"Kalau saya jelas terbiasa diskusi di luar ruangan, jadi bisa melingkar dan satu orang ditengah,"jelasnya. [Rep. Prayoga/Red. Sae]
KOMENTAR