Semarang, IDEAPERS.COM - Di tengah banyaknya isu dan problem bangsa yang sedang berkembang, pemuda di kota Semarang yang tergabung dalam GusDurian diajak agar secara komperhensif dalam memahami hal tersebut. Demikian seperti yang dipesankan Alissa Wahid, putri Gus Dur, Jumat (13/09/19).
"Mengerti secara luas sehingga tak terjebak pada kepentigan sesaat saja," pesan Alissa melalui rekaman video kepada peserta Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) ke-4.
Kepada 32 peserta KPG Semarang, Alissa Wahid menjelaskan, nilai-nilai yang telah diteladankan oleh ayahnya dalam merawat Indonesia, semestinya dapat dilanjutkan oleh pemuda kini.
"Misalnya, dialog Gus Dur dengan warga Papua, yang akhirnya menyetujui pergantian dari Irian Jaya menjadi Papua lagi," ungkapnya.
Gus Dur dan sepak terjangnya dalam pluralisme Indonesia, dianggap dapat menjadi jalan perjuangan yang bisa terus diikuti generasi Indonesia kini dan mendatang.
Perjuangan tersebut tertuang dalam sembilan nilai atau ajaran; ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, kekesatriaan, dan kearifan tradisi.
Kelas pemikiran yang berlangsung selama tiga hari (13-15 September) di Wisma Yohanes, Semarang tersebut, menurut Koordinator GusDurian Semarang, Sajidin, mengatakan, calon penggerak Gusdurian di kota Semarang harus mengenal sembilan nilai utama Gus Dur.
"Harapannya, setelah KPG ini akan muncul penerus perjuangan Gus Dur melalui nilai dan pemikiran-pemikirannya," ungkap Sajidin.
Selama kegiatan berlangsung, peserta akan diberikan materi sembilan nilai utama Gus Dur dari para pemateri yang mumpuni, seperti Syukron Salam (Dosen Unnes), Direktur Elsa Semarang Tedi Kholiludin, Mantan Ajudan Gus Dur Pdt. Tjahjadi Nugroho, dan Penggagas GusDurian Heru Prasetya dan Lutfi Rahman. [Rep. Firda/ Red. AM]
"Mengerti secara luas sehingga tak terjebak pada kepentigan sesaat saja," pesan Alissa melalui rekaman video kepada peserta Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) ke-4.
Kepada 32 peserta KPG Semarang, Alissa Wahid menjelaskan, nilai-nilai yang telah diteladankan oleh ayahnya dalam merawat Indonesia, semestinya dapat dilanjutkan oleh pemuda kini.
"Misalnya, dialog Gus Dur dengan warga Papua, yang akhirnya menyetujui pergantian dari Irian Jaya menjadi Papua lagi," ungkapnya.
Gus Dur dan sepak terjangnya dalam pluralisme Indonesia, dianggap dapat menjadi jalan perjuangan yang bisa terus diikuti generasi Indonesia kini dan mendatang.
Perjuangan tersebut tertuang dalam sembilan nilai atau ajaran; ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, kekesatriaan, dan kearifan tradisi.
Kelas pemikiran yang berlangsung selama tiga hari (13-15 September) di Wisma Yohanes, Semarang tersebut, menurut Koordinator GusDurian Semarang, Sajidin, mengatakan, calon penggerak Gusdurian di kota Semarang harus mengenal sembilan nilai utama Gus Dur.
"Harapannya, setelah KPG ini akan muncul penerus perjuangan Gus Dur melalui nilai dan pemikiran-pemikirannya," ungkap Sajidin.
Selama kegiatan berlangsung, peserta akan diberikan materi sembilan nilai utama Gus Dur dari para pemateri yang mumpuni, seperti Syukron Salam (Dosen Unnes), Direktur Elsa Semarang Tedi Kholiludin, Mantan Ajudan Gus Dur Pdt. Tjahjadi Nugroho, dan Penggagas GusDurian Heru Prasetya dan Lutfi Rahman. [Rep. Firda/ Red. AM]
KOMENTAR