Dresscode PBAK UIN Walisongo 2019. |
Semarang, IDEAPERS.COM- Menjelang perhelatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo (19-22/08/19) mendatang, akun Instagram @pbakuinws telah merilis dresscode untuk mahasiswa baru (maba). Akun tersebut juga memposting resitasi yang wajib dikenakan ketika PBAK, lengkap dengan dua tokoh modelnya.
Keberadaan akun tersebut disambut baik oleh maba UIN Walisongo, karena mudah dijangkau untuk mendapatkan informasi. Pembahasan dalam kolom komentar pun tidak hanya terkait dresscode dan resitasi, banyak juga yang mepertanyakan, "siapa sih dua orang yang menjadi model tersebut?"
Beranjak dari pertanyaan itu, kru IDEApers.com mencoba mencari tahu siapa mereka, dan berhasil. Namanya Amalia Dwi Putri dan Agung Kurnia, saat ini sama-sama sedang duduk di semester 3. Amel, sapaan akrabnya, merupakan mahasiswi program S1 Perbankan Syari'ah. Sedangkan Agung, ia merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Amel mengatakan bahwa tidak begitu saja bisa menjadi model dresscode PBAK UIN Walisongo 2019. Ia harus mengikuti serangkaian seleksi yang dilakukan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA).
"DEMA UIN kan terdiri dari beberapa fakultas, setiap fakultas mengajukan satu calon model. Setelah itu diseleksi secara bersama dan yang lolos langsung dihubungi oleh pihak panitia PBAK. Alhamdulillah, akhirnya aku dihubungi untuk menjadi model dresscode PBAK," ujar Amel saat dihubungi kru IDEApers, Jumat (09/08/19).
Amel tidak hanya sekali ini saja menjadi model. Ia sudah bebeberapa kali berkiprah di dunia modelling.
"Senang sekali bisa ikut berpartisipasi. Memang sudah beberapa kali saya menjadi model, karena memang itu hobi saya. Tapi untuk dresscode kampus, baru sekali ini," ungkap perempuan kelahiran Bengkulu tahun 2000 tersebut.
Amel berharap yang terbaik untuk gelaran PBAK 2019 kali ini. "Selamat menempuh pendidikan di UIN Walisongo Semarang. Semangat belajar ilmu dunia dan akhirat," pesan Amelia untuk maba 2019.
Sementara itu, Agung berharap dengan adanya panduan kostum dan resitasi, nantinya maba tidak kebingungan dalam mempersiapkan PBAK tahun ini.
"Semoga memudahkan para maba dan meminimalisir kekeliruan pemakaian dresscode serta resitasi," tutur mahasiswa kelahiran Padang tahun 1999 tersebut.
[Nizar]
KOMENTAR