Maba UIN Walisongo saat menampilkan kreaasi 5000 balon di Lapangan Utama Kampus III, Kamis (22/08/19) |
Dari 4419 Maba 2019, terdapat beberapa Maba yang fobia balon. Endang Jaya Saputra, Maba jurusan Pendidikan Matematika mengaku sedih karena tidak bisa mengikuti gerakan Jingle PBAK 2019 di tengah-tengah lapangan seperti Maba lainnya. Saat itu ia hanya duduk di pinggir lapangan karena fobia balon.
"Ya, perasaannya ya gimana gitu. Kan acaranya seru kayak gini lho, ko tiba-tiba ada balon, temen-temen semua pada happy saya mojok di sini. Kalo gak ada balon saya pengen kesana," ujarnya.
Saputra fobia balon saat duduk di kelas empat SD. Hal itu bermula waktu teman-temannya usil meledakkan petasan di kantongnya. Sejak saat itu, ia takut jika ada benda yang meledak.
"Dahulu waktu kelas 4 SD, saya takut sama ledakan gitu lho. Pertama waktu ngaji itu kan ada temen saya yang jahil masukan petasan ke kantong saya itu meledak. Jadi setiap ada benda yang meledak itu saya takut," tutur mahasiswa asal Palembang tersebut.
Tidak hanya Saputra, Ayu Wulandari, Maba Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) juga merasakan hal sama. Ia terkejut ketika diminta panitia untuk meniup balon. Padahal ia ingin berada di tengah-tengah lapangan seperti Maba lainnya.
"Pertama kali dibagi balon gitu aku kaget lho kok ada balon-balon gitu, kirain senam doank. Terus disuruh niup sendiri ya aku kaget gitu lho. Gara-gara ini gak jadi seneng. " katanya kepada Kru IDEAPERS.COM.
Ayu mengaku fobia balon sejak kecil. Ia takut ketika melihat balon. Sehingga ia izin ke panitia untuk tidak mengikuti kreasi 5000 balon dan gerakan Jingle PBAK 2019.
" Waktu kecil gak suka gitu kalau sesuatu yang meletus, sampe sekarang ini gemeteran kalo liat balon. Terus pas panitianya bilang gapapa kebelakang ya udah kebelakang," pungkasnya. [Rep. Hida/ Red. Mahfud]
KOMENTAR