Gambar: unsplash.com |
Padahal jika dilihat lebih dalam, penguasaan atas air dan pendirian pabrik yang ada memiliki unsur dan dampak negatif yakni kerusakan lingkungan dan kelestarian air itu sendiri. Namun, manusia banyak tidak sadar dan lebih mengedepankan segalanya serba praktis dan egois, apalagi di zaman sekarang, atau yang sering disebut dengan zaman milenial.
Zaman yang sudah praktis, dimana semua serba instan yang menyebabkan sifat individualisme dalam diri seseorang. Dari makanan bahkan minuman yang di konsumsi sehari-hari. Sekarang lebih mengedepankan hidup yang gaya demi kepuasaan hasrat mereka belaka, nongkrong di cafe yang mahal hanya untuk memesan secangkir kopi. Padahal hakikatnya kehidupan yang seperti ini cenderung acuh dan tak menghiraukan kesehatan untuk diri mereka sendiri.
Pelestarian air di Indonesia khususnya adalah PR bersama dan bukan hal yang sepele. Bukan malah memilih membangun dan mengkapitalisasi air yang seharusnya milik bersama semua umat manusia.
Kebutuhan air bersih dan terlindungi sehingga aman untuk minum di Indonesia masih belum maksimal. Sebuah data menyebut, capaian proporsi akses penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) secara nasional sampai dengan 2011 masih sebesar 55,04 persen. Persentase ini masih belum optimal. Padahal, target MDGS untuk akses itu pada 2015 sebesar 68,87 persen.
Dari data di atas sudah terlihat bahwa kualitas air minum di tanah air sangatlah kurang memadai yang dimana hasil perhitungan yang di inginkan masih jauh untuk mencapai target air minum yang optimal.
Karena itu, air adalah kekayaan paling berharga dan warisan penting bagi generasi mendatang. Allah SWT memberikan nikmat air itu secara gratis. Sayangnya, nikmat tersebut tidak dipergunakan dan dimanfaatkan dengan baik dan proporsional oleh manusia.
Sering kali pendayagunaan air, tidak optimal dalam penggunaanya hingga cenderung eksploitatif. Hal ini tidak bisa di biarkan karena melestarikan air dengan baik dan sesuai deng porposinya sama saja kita menjaga tanah air kita dari hal kekeringan. Pasalnya, berbeda dengan kekayaan Bumi atau alam lainnya, air bersifat surut dan tidak bisa dibudidayakan.
Jika pemakaian yang tak tepat guna dan konsumsi berlebihan tetap terjadi, maka tak mustahil krisis air pun akan terjadi. “Dan, Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan air itu menetap di Bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS al-Mu'minuun [23]:18).
Jika suatu negeri sudah di landa kekeringan, maka tidak di pungkiri akan terjadi kerusakan pada tanah air tersebut. Karena Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di Bumi. Ketiadaan air bisa mengancam kelangsungan hidup dan ekosistem alam.
Islam selalu memerintahkan kepada kita agar senantiasa merawat lingkungan dan mencintai tanah air. Bahkan Allah telah banyak menjelaskan di dalam Alqur’an agar kita senantiasa mencintai dan menjaga tanah air salah satunya surat An-Nisa’ ayat 66.
مِنَ الَّذِينَ هَادُوا
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا
وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي
الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا
لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلا
يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا
Artinya: “Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik): ‘Bunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!’ niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka..." (QS. An-Nisa': 66).
Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk menjaga tanah air ini terutama dalam kelestarian air. Contoh perhatian Islam terhadap pelestarian air ialah larangan mencemari air sungai ataupun sumber air pegunungan, misalnya, dengan limbah manusia, seperti air seni dan tinja. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW melarang para sahabatnya buang air besar di sumber air.
Contoh lain dari melestarikan kelestarian air adalah larangan akan eksploitasi air yang berlebihan. Rasulullah pernah mengingatkan Saad bin Abi Waqash agar berwudhu dengan air secukupnya. Tidak usah berlebih sekalipun berada di lokasi dengan air yang melimpah.
Sebagai seorang muslim tidak lengkap jika hanya melestarikan kelestarian air tanpa menjaga tanah air. Karena itu, Rasul SAW meletakkan prinsip umum dalam menjaga tanah air berupa larangan melakukan perusakan di muka Bumi. Salah satunya melarang melakukan pencemaran lingkungan.
"Sesungguhnya Allah itu Mahabaik yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la).
Mari lestarikan air sebagai bukti cinta kita kepada tanah air:) [Zair]
KOMENTAR