![]() |
Poin tuntutan oleh massa aksi penghapusan Tofl-Imka |
Semarang, IDEAPERS.COM - Aksi tuntutan problematika Toefl-Imka yang dilakukan oleh Keluarga Besar Mahasiswa Walisongo (KBMW), menuntut enam poin utama terkait kejelasan regulasi sistem tes oleh Pusat Pengembangan Bahasa (PPB), Kamis (02/05/19).
Tuntutan pertama KBMW ialah jadikan kelulusan mata kuliah PIB sebagai persyaratan tes toefl-Imka. Poin ini menuntut kembalinya pada peraturan sebelumnya, di mana setiap mahasiswa yang mendaftar tes harus menyelesaikan kelas bahasa terlebih dahulu.
Kedua, pertegas peraturan rekomendasi tes percepatan toefl-Imka. Massa aksi menuntut, agar persyaratan melakukan percepatan diperjelas. Sehingga tidak ada simpang siur dan jelas peraturannya.
Ketiga, penambahan SDM PPB yang repersentatif. Selama ini, SDM PPB menjadi alasan mendasar lambannya praktik pelaksanaan tes toefel imka.
Keempat, ganti kepala PPB. Massa aksi menuntut penurunan ketua PPB jika dalam aksi kali ini tidak membuahkan kejelasan dan kesepakatan sebagaimana yang tertera dalam tuntutan. Ketua PPB juga dinilai kurang responsif dalam meyelesaikan buruknya sistem yang berlaku di PPB..
Kelima, penambahan kuota tes Toefl-Imka minimal 10 kelas. Penambahan kuota yang sudah dilakukan dianggap masih kurang reperesentatif dengan jumlah mahasiswa yang mendaftar.
Keenam, transparansi aliran dana tes Toefel-Imka. Selama ini, aliran dana tes bahasa tidak jelas. KMBW menilai seharusnya aliran dana bisa dialokasikan untuk penanganan maksimalisasi SDM PPB.
Terakhir, massa aksi menuntut PPB memberikan simulasi ujian Toefl-Imka secara gratis. Mata kuliah PIB dirasa belum cukup bagi sebagian mahasiswa dalam menghadapi tes bahasa, baik Toefl maupun Imka. Sehingga tuntutan ini diharapkan bisa membantu mahasiswa yang akan melakukan tes. [Rep. Gita/Red. Ainun]
KOMENTAR