gambar: ikhtisarislami.com |
1. Tanggal Ganjil
"Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan ramadhan" (HR. Bukhari).
Dari hadis riwayat Bukhari di atas, bisa kita asumsikan lailatul qadar jatuh di antara tanggal-tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Biasanya orang-orang semakin giat beribadah ketika memasuki tanggal-tanggal ini.
2. Pagi Cerah
".. Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang menyorot" (HR Muslim).
Tanda-tanda yang nampak ketika lailatul qadar datang ialah ketika matahari bersinar lebih putih dan bersih dibandingan biasanya. Tentunya harus siap stay terjaga pagi-pagi untuk mengamati kejadian ini. Itu pun kalau peka dan bisa merasakan perubahannya. That's special day indeed.
3. Malam Tenang
Karena malam ini lebih baik dari seribu bulan, rasanya akan berbeda dengan malam-malam Ramadan biasanya meski sama-sama di bulan suci. Akan ada banyak keistimewaan di malam ini. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Sesungguhnya tanda lailatul qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tenteram, tidak dingin dan tidak panas".
4. Tidak Hujan
Karena langit cerah dari pagi, malamnya pun tidak mendung. Maka 10 malam terakhir ramadan ketika tidak turun hujan, bisa berindikasi datangnya lailatul qadar. Ciri ini juga dijelaskan dalam kitab Irsyadul Ibad loh! Tapi jangan jadikan ini sebagai patokan final datangnya lailatul qadar.
5. Membekunya Air, dan Heningnya Pepohonan
Dua ciri ini tentu memiliki denotasi yang luas. Sederhananya, karena keistimewaan lalilatul qadar, semua yang menjadi ciptaan-Nya menunduk hormat menyambut kedatangannya. Ciri ini bisa kita asumsikan dengan tenangnya malam yang membuat ibadah kita menjadi lebih khusyu'.
Banyak ayat al-Quran dan hadis yang menyebutkan ciri-ciri malam istimewa ini yang diakui keabsahannya. Namun, di balik semua itu bukan berarti kita hanya mengultuskan 10 hari terakhir bulan Ramadan untuk memperbanyak ibadah. Tetap, kita selayaknya selalu beribadah kepada Sang Maha Pencipta di setiap waktunya, tidak harus menunggu malam ini tiba.
Kehadiran lailatul qadar menjadi 'hidangan' terlezat yang Allah sediakan bagi mereka para 'pemenang' . Layaknya perjamuan, sebelum menyantap hidangan utama sebelumnya kita dijamu dengan 'appetizer' berupa keutamaan ibadah berkali lipat dibandingkan biasanya. Lailatul qadar seumpama 'menu besar' yang akan membuat kita 'kenyang' dan merasakan lezatnya bulan ramadan.
[Adha]
Artikel Lain:
33 Aktivitas yang Dilakukan Orang di Bulan Puasa
Lupakan Rasa Laparmu di Empat Spot Ngabuburit di UIN Walisongo
6 Kebiasaan Mahasiswa UIN Walisongo Saat Ramadhan
KOMENTAR