![]() |
Gambar: http://www.daaruttauhiid.org |
Perubahan masyarakat dengan adanya pesantren mencakup tiga hal. Pertama, berupaya membebaskan dan menyadarkan masyarakat. Upaya ini bersifat subjektif dan memihak kepada masyarakat. Kedua, menggerakkan partisipasi swadaya masyarakat. Menciptakan suasana dan kesempatan yang memungkinkan untuk diidentifikasi. Ketiga, Mendidik dan memberikan keterampilan untuk menjunjung kesejahteraan mereka, dalam hal ini adalah masyarakat.
Memang sudah lazim bahwa khazanah pendidikan Islam di Indonesia telah mendunia. Pesantren pun telah menjadi lumbung ilmu bagi umat Islam yang dapat memberikan semua hal yang dibutuhkan dalam kehidupan. Hal tersebut adalah bentuk dari wajah cakupan pertama sebagaimana dijelaskan di atas. Sedangkan cakupan kedua pun telah terbukti karena selama ini, swadaya masyarakat karena ta'dzimnya kepada kiai dan agama adalah juga bagian dari cakupan kedua yang sangat membantu cakupan pertama. Bagaimana dengan cakupan ketiga?
Cakupan ketiga ini adalah tentang kesejahteraan masyarakat sekitar atau lebih jelas lagi yakni perekonomian. Bagaimana pesantren mampu pula menunjang upaya kesejahteraan masyarakat sekitar sehingga mampu melengkapi tiga cakupan yang ada di diri pesantren.
Jika melihat dan menganalisa lebih dalam tentang korelasi dari tiga cakupan di atas, maka kedua cakupan awal sebenarnya adalah kunci dari kesejahteraan yang akan tercipta. Karena jika kualitas pesantren tinggi maka akan menarik pelajar untuk tertarik belajar agama di pesantren tersebut.
Peran masyarakat yang mau gotongroyong menjadikan pesantren tersebut dengan mengejahwantahkan wajah masyarakat di lingkungan santri pun menjadi kuncinya. Karena orangtua calon pelajar tidak lagi meragukan kesalihan lingkungan pesantren yang akan ditinggali anaknya.
Saat keduanya tersebut berhasil terealisasi maka secara otomatis, lingkungan pesantren pun akan menjadi ramai dan hal tersebut telah secara otomatis membuka peluang pada perekonomian masyarakat yang ada. Saat banyak santri yang mondok, maka daya beli pada barang datang pun akan naik pesat juga.
Selain itu perlu adanya inovasi-inovasi dalam bentuk festival santri dan semacamnya sehingga terbukti bahwa wilayah santri tersebut benar-benar hidup dan mampu menarik perhatian masyarakat luas. Namun jika sebaliknya ya secara otomatis tidak akan ada perubahan sama sekali.
Pesantren sangat bisa menjadi centra untuk kesejahteraan sosial, seperti di Kajen, Jombang, Guyangan, dan lainnya. Hal tersebut tentu pula tidak akan berjalan sempurna tanpa dukungan dari pemerintah setempat. Sebagai santri, mari bersama-sama menghidupkan pesantren untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban, serta tak luput dengan kesejahteraan yang membawa berkah dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. [Anisa]
KOMENTAR