gambar: titiktemu.id |
Isinya mengkritik bagaimana ulah manusia saat ini yang sudah mulai keterlaluan, semena-mena, dengan mulai mau menguasai alam dasar lautan. Kondisi seperti ini akan menjadikan ketidakkeseimbangan antar dua alam, dasar laut dan daratan. Hingga seolah-olah manusia itu lupa dengan dunianya yang hidup berbarengan dengan yang lain, ada makhluk yang hidup di daratan selain manusia dan ada juga makhluk yang hidup di dalam air itu kurang terpikirkan atau teracuhkan.
Akibatnya, di dalam film itu, penguasa samudera Atlantis yang diceritakan di dalam film itu melakukan perlawanan terhadap manusia darat. Melihat hal yang semacam ini, saya malah punya sesuatu kejadian yang hampir mirip dengan cerita di Aquaman ini, dan mungkin bisa lebih dahsyat dan misterius lagi tapi nyata adanya.
Perbuatan manusia zaman sekarang ini memang berbanding terbalik dengan zaman dahulu, yakni ketika saya usia SD hantu itu benar-benar ditakuti atau setidaknya jika manusia ingin mendapatkan sesuatu, dia harus bersekutu dengan hantu (jin, setan, atau siluman) namun hal itu benar-benar dilakukan oleh orang-orang yang akalnya sudah dipenuhi unsur binatang.
Sekarang, hantu bukan lagi jadi hal yang menakutkan dan/atau disakralkan, tapi telah dikomersialisasi menjadi pundi-pundi rupiah yang terus mengalir ke rekening. Tampaknya orang-orang yang mengkomersialkan hantu ini cukup keterlaluan, hingga ia mencampuri urusah gaib sebagai alat untuk rejekinya.
Di era digital, melalui Youtube misalnya, konten yang berbau hantu akhir-akhir ini menjadi trending di Youtube seperti halnya channel Jurnal Risa dan sejenisnya yang suka sekali bermain-main dengan hantu di acaranya. Selain itu, beberapa waktu lalu sempat laris tayangan di acara televisi swasta pembawanya, Roy Kiyosi, atau acara yang sempat trending juga yakni sampai artis-artis ngomongin hantu di rumahnya.
Isi dari acara yang dipertontonkan itu seperti manusia yang terlalu berlebihan dan kurang etis menurut saya. Memang kita hidup berdampingan, namun perilaku yang seperti ini artinya sudah cukup mengganggu dan mencampuri kehidupan alam makhluk lain, padahal kita sama-sama makhluk Tuhan yang tidak sepantasnya malah mengganggu yang lain. Karena perintah tuhan hanya untuk meyakini adanya gaib saja.
Lantas, bagaimana melihat fenomena yang seperti ini?
Alam manusia dan alam jin memang saling berdampingan, seharusnya paling tidak saling menghormati. Bukan malah manusia terlalu mengurusi urusan dunia gaib dan dipermainkan dengan tujuan mendapatkan banyak penonton dan gaji. Seperti tidak ada jalan rejeki lain di dunia nyata saja.
Jika dilihat dari etika, manusia dan jin sama-sama makhluk Tuhan. Makhluk itu harus dihormati, apalagi sebagai makhluk, manusia yang diciptakan lebih sempurna, punya akal ini digunakan. Tapi di sini kita memandang hantu atau jin seperti mainan yang bisa dipertontonkan untuk semua orang.
Fenomena yang diperbuat manusia semacam itu terhadap penghuni alam gaib bisa jadi akan berbahaya nantinya, sebab orang awam lainnya tidak lagi mempercayai adanya yang gaib karena saking biasanya. Kalau tidak percaya hal yang gaib berarti tidak meyakini Tuhan yang menciptkan alam dan isinya dan segala sesuatu yang gaib. [AA]
KOMENTAR