gambar: www.msn.com |
Itu hanya tiga contoh dari ratusan judul sinetron Azab yang belakangan ini banyak diproduksi stasiun televisi di Indonesia. Tidak masuk akal memang. Namun kewaguan itulah yang justru menjadi daya pikat dari sinetron yang tayang di indosiar dan MNC TV tersebut. Terlepas dari segala kontroversinya, alur cerita yang dibangun dalam sinetron ini memang sarat masalah. Apalagi sinetron Azab sangat jelas membawa identitas agama Islam sebagai ruh utamanya. Tidakkah penulis skenario mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan sosial masyarakat?
Pada dasarnya sinetron Azab mengusung konsep yang selalu sama. Seorang manusia yang merasa iri dengan kehidupan orang lain. Kemudian ia melakukan segala cara untuk merebut kebahagiaan orang lain. Hingga akhirnya ia tewas dengan cara tidak wajar dan dilaknat mendapatkan azab dari Tuhan. Selalu seperti itu. Hanya variabelnya saja yang berubah di setiap episode. Jika alur cerita sudah gampang ditebak, lantas apa sisi menariknya?
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), Muzayin Nazaruddin mengatakan, masyarakat Indonesia cenderung menyukai sinetron bertema religius. Dalam penelitian berjudul Menonton Sinetron Religius, Menonton Islam Indonesia, Muzayin mengatakan tayangan religius berpusat pada kisah mistik yang dibalut unsur religi. Sinetron serupa juga pernah viral seperti Rahasia Ilahi, Takdir Ilahi, dan Pintu Hidayah yang pernah viral di awal tahun 2000-an.
Sementara itu Maemun Herawati, Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran menilai judul sinetron Azab lebih mirip judul berita di koran kuning. Judul cenderung clickbait dan tidak mengajak penonton untuk berpikir. Alih-alih menghadirkan tayangan yang sarat pesan moral, sinetron Azab justru sangat miskin nilai-nilai pendidikan.
Merendahkan Martabat Orang Mati
Diakui atau tidak, skenario yang ditampilkan dalam sinetron Azab seakan merendahkan martabat orang yang telah meninggal. Meskipun jenazah yang dikuburkan dan diazab dalam sinetron tersebut menggunakan properti shooting, nilai-nilai kemanusiaan masih melekat dalam setiap adegan.
Bukankah sangat tidak mungkin jenazah secara "tidak sengaja" masuk ke dalam alat cor atau tergoreng di dalam minyak dagangannya? Logika berpikir macam apa yang mengamini kebenaran adegan yang diakuisisi sebagai azab Tuhan tersebut? Penghormatan kepada jenazah sama sekali tidak ditemui dalam sinetron Azab.
Apalagi seluruh skenario sinetron memasukkan simbol-simbol Islam dalam setiap adegannya. Lantas benar seperti itukah konsep azab yang ada dalam ajaran Islam? Dalam buku Wawasan al-Quran, Quraish Shihab menyebutkan definisi tentang azab. Ia menulisan bahwa azab menjadi bentuk murka Allah kepada manusia akibat adanya pelanggaran sunnatullah. Selain itu juga sebagai bentuk murka atas pelanggaran syariat yang diturunkan kepada para nabi dan rasul. Dalam penjelasannya Quraish Shihab tidak menyebutkan contoh dari azab tersebut.
Sekilas penjelasan tentang definisi azab tersebut semakin menegaskan bahwa skenario sinetron Azab tidak disusun berdasarkan logika dan teks agama Islam. Penulis skenario hanya memainkan imajinasi, membuat drama penyiksaan jenazah yang sesadis dan sekonyol mungkin. Tujuannya untuk memperoleh rating yang tinggi. Hanya berorientasi pada kepentingan profit belaka dengan jalan merendahkan martabat orang yang sudah meninggal.
Padahal Nabi Muhammad telah mengajarkan untuk menghormati jenazah, tidak peduli apapun latar belakangnya. Hadis riwayat Bukhari menyebutkan bahwa suatu hari rombongan pengantar jenazah melintas di depan Nabi Muhammad dan para sahabat. Melihat rombongan itu, Nabi Muhammad berdiri sebagai bentuk penghormatan. "Wahai rasul, itu adalah jenazah orang Yahudi," kata para sahabat. Nabi Muhammad menjawab "jika kamu melihat jenazah, maka berdirilah," jawab Nabi Muhammad.
Hadis tersebut mengisyaratkan umat Islam untuk senantiasa menghormati jenazah, apapun latar belakangnya. Jika Nabi Muhammad saja berdiri memberikan penghormatan kepada jenazah umat agama lain, lantas pantaskah para pembuat skenario Azab memperlakukan jenazah sedemikian rupa?
Meniadakan Rahman dan Rahim
Kehadiran sinetron Azab memberikan stigma negatif agama Islam sebagai agama yang sangat normatif. Memberikan pesan bahwa siksa yang akan diberikan kepada orang yang tidak beriman terlampau sadis. Seakan menghilangkan sifat Rahman dan Rahim yang dimiliki Allah.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudatul Muhibbin, Caringin, Bogor, K.H. Luqman Hakim menjelaskan konsep rahman dan rahim. Menurutnya rahman dan rahim bersumber dari rahmat. Beliau mengatakan Allah memiliki dua macam rahmat. Rahmat sempurna dan rahmat menyeluruh. Rahmat yang menyeluruh akan diraih oleh orang yang berhak maupun tidak berhak, baik di dunia maupun di akhirat. Jika penulis skenario memvisualkan azab sedemikian rupa, lantas di manakah letak sifat rahman dan rahim dari Allah?
Segala macam siksaan kepada jenazah dalam sinetron Azab sejatinya hanya representasi penafsiran manusia atas teks agama. Kualitas interpretasi bisa dilihat dari hasil yang ditampilkan. Melihat berbagai skenario dalam sinetron Azab, tentu sebagai penonton yang cerdas Anda bisa menilai kadar intelektualitas pembuat skenarionya, bukan? [ANK]
KOMENTAR