Media dan Hasrat Berkuasa

Gambar: www.imagui.eu
"Waspadalah dengan dunia kata karena dia bisa menjadi aparat hegemoni yang yang amat ampuh dalam menanamkan kesadaran palsu di tengah-tengah masyarakat." Antonio Gramci.

Konstestasi drama pilpres 2019 kian hari kian memanas di antara partai koalisi pendukung Jokowi dan Prabowo. Sejak masa kampanya diresmikan Komisi Pemilihan Umum (KPU), masing-masing partai politik gencar mengkampanyekan pasangan yang diusungnya.

Perdebatan antar pendukung dua kubu ini sering kita saksikan di berbagai stasiun televisi, media cetak, media online atau bahkan di media sosial. Lewat media, para politisi berebut simpati dan dukungan masyarakat Indonesia.

Di era digital, media menjadi senjata utama dalam menuai simpati masyarakat. Media dianggap mempunyai daya hegemoni yang besar terhadap informasi. Tidak sedikit, orang tergerak dan terpengaruh karena pemberitaan atau visual yang ditayangkan media.

Media ibarat jarum suntik. Seseorang yang terkena jarum suntik, akan merasakan efek di dalam tubuhnya, baik negatif atau positif. Pun demikian, media mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi khalayak umum.

Lewat media, sebuah pesan diproduksi atau divisualkan di layar kaca, meme, dan video. Kemudian, pesan tersebut diluncurkan bak sebuah peluru yang menembus alam pikiran manusia. Sehingga secara tidak sadar, media telah memberikan efek terhadap khalayak, baik secara lansung atau tertunda di masa depan.

Begitu dahsyatnya kekuatan media dalam mempengaruhi komunikasi massa di tengah masyarakat banyak. Melalui sebuah kata yang diproduksi di sebuah media (baca: meme, video, medsos), tidak sedikit orang terpengaruh, percaya dan melakukan sebuah tindakan. Misalnya, tweet tentang Ratna Sarumpaet yang dikabarkan diserang oknum tak dikenal menuai respon dan reaksi yang ramai dari khalayak.

Kasus lain adalah berita hoaks tujuh kontainer kertas surat yang sudah dicoblos. Kasus tersebut juga menggemparkan, banyak orang yang mempercayainya. Pesan hoaks dengan sengaja diproduksi agar masyarakat tidak percaya kepada KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

Berawal dari sebuah kata, banyak orang terperdaya kesadarannya. Sehingga, terkadang mereka lalai menggunakan akal sehat dalam mengklarifikasi kebenaran sebuah berita. Nampaknya, memang benar apa yang dikatakan Mochtar Pabolottinggi, bahwa kata-kata adalah gerilya, pasukan bertopeng yang tak berhenti menyerbu.

Ungkapan Mochtar mengingatkan kita bahwa Media yang tampil sebagai kekuatan menciptakan peristiwa, tidak terlepas dari kepentingan penggunanya. Ia menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya kebenaran "apa yang dikatakan media tentang realitas atau subjek pemberitaan" (Hegemoni Budaya, 1997).

Media-lah yang paling mampu memanipulasi realitas. Pesan-pesan yang ditampilkan ke permukaan merupakan sebuah kontruksi dari rentetan fakta atau realitas yang terjadi. Media menjadi alat memanipulasi dan alat legitimasi yang memoles wajah dunia.

Media dan Kepentingan Politisi

George Orwell lewat novelnya meramalkan, dalam jangka panjang penguasaan terhadap alat komunikasi akan menggantikan kekuatan militer dalam melakukan penindasan. Dalam hal ini, memonopoli bahasa berarti memonopoli alat komunikasi terpenting.

Tak heran, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo dalam memprebutkan tahta tertinggi di negeri ini, saling berebut pengaruh di media massa atau media sosial. Tiga bulan terakhir, politisi gemar menggelindingkan jargon-jargon tertentu untuk menguasai wacana politik nasional atau untuk mendikte isu-isu politik ke masyarakat.

Di beranda facebook, instagram, dan youtube belakangan ini kerapkali dipenuhi iklan dan promosi capres-cawapres, caleg dan jargon-jargon partai. Langkah ini menunjukkan adanya kesadaran politisi dalam melihat fungsi media.

Dalam kaitan ini, kita bisa melihat hampir semua inisiatif untuk menggulirkan isu-isu politik ke tengah masyarakat bersumber dari suprastruktur politik. Sebuah istilah atau jargon yang dilontarkan dari pusat bergulir dengan cepat dari atas sampai ke tingkat bawah lewat media.

Pada akhirnya, media jauh dari kata independen, malah menjadi kepanjangan tangan para politisi. Kenyataan ini tidak bisa dipahami hanya atau dijelaskan dari pernyataan-pernyataan yang tampil di permukaan, tapi juga bagaimana relasi media dengan politisi yang memproduksi sebuah bahasa.

Dalam situasi seperti ini, media akan terjebak pada pusaran kepentingan politisi semata. Hal ini akan membuat peran media massa kehilangan daya kritis dan analisisnya sehingga derajat independensinya sangat lemah. Pada titik ini, masyarakat akan selalu dalam genggaman mereka yang berkuasa.

Membangun Media Sehat

Pers yang berperan dalam menata kehidupan sesuai rule yang sehat harus dikembalikan pada khittahnya: merdeka dari cengkraman politisi, penguasa atau pemilik modal. Kita yakin bahwa pers mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi tatanan masyarakat menjadi lebih baik. Di samping itu, pers juga mampu mengarahkan masyarakat akan hal yang penting, lebih ideal, lebih maju dan lebih manusiawi.

Mengembalikan khittah lembaga pers sama halnya membentuk media yang sehat. Sehingga hal tersebut mampu menjadi solusi menciptakan masyarakat yang berjiwa sehat pula. Jurnalisme demikian mengajak kita menyibak hal-hal yang sering dilupakan, untuk memerdekaaan kata dari imprealisme kesadaran. Dengan begitu, media akan membentuk masyarakat yang tercerahkan, bukan memanipulasi janji manis yang dibungkus dengan kepalsuan semata. [Solihin]

KOMENTAR

Name

17 agustus,1,2021,4,2023,1,2024,1,22 Mei 2019,1,ab,1,Abu Nawas,1,academy,1,Advertorial,4,AFI,3,ai,5,al-ghazali,1,al-ikhlas,1,Al-Qur'an,4,Albert Camus,3,Albert Estein,2,Anak,1,Anak laki-laki,1,Analisis Utama,2,Animal Farm,1,aqidah dan filsafat islam,3,Artificial Intellgence,3,Artikel,523,Artikel sastra,1,atribut,1,audiensi,6,bali,3,Banding UKT 2023,2,banjir,2,bantuan ukt,2,Beasiswa,17,Begadang,1,belajar,5,berdoa,2,Berita,1583,berita potret,1,biografi,1,bonus demografi,1,buku,4,bulan muharram,2,Bulan Ramadan,10,calon wisudawan,1,camaba,10,camaba 2022,2,camaba 2023,1,Carl jung,2,ceremony,1,cerpen,30,Corona virus,65,critical thingking,1,cumlaude,2,cybersecurity. internet,1,darurat pernikahan dini,1,Daun kelor,1,dekan fuhum,1,dema,12,Demokrasi,1,demonstrasi,1,digital,2,diklatpimnas,1,diskon,1,Dokumen,1,dosen,2,dsign,1,Edukasi Seksual,1,ekologi,1,ekosistem,1,EkspreShe,35,era digital,1,Essay,121,fakultas kedokteran,5,Fasilitas,2,Fasilitas PKM,2,fdk,1,feature,2,film,5,Filsafat,38,FITK,1,fresh graduate,3,FUHUM,51,FUHum fest,2,FUPK,7,Gadis Kretek,1,Gagal Wisuda,3,gaya hidup,3,gender,2,General Library,2,Generasi Milenial,31,George Orwell,1,globalisasi,1,graduation cap,1,greencampus,1,Guru,3,hak cipta buku,1,Harapan,2,Hari Buku Internasional,1,Hari Buruh,1,Hari Buruh Internasional,3,hari guru,1,hari ibu,1,Hari Jumat,1,Hari Kartini,1,hari kemerdekaan,2,hari pahlawan,4,Hari Perempuan Internasional,1,Hari Raya,12,Hari Santri,6,Hari Santri Nasional 2022,6,Hari Sumpah Pemua 2022,2,heroisme,1,Hukum,1,Ibnu Sina,1,ide bisnis,1,idul adha,9,Ilmu Falak,1,Ilmu Pengetahuan,89,Imam Nawawi,1,Imlek,2,indonesia,4,info beasiswa,2,info kos ngaliyan,1,inspiratif,1,internasional,5,islam,2,isra' mi'raj,2,Iwan Fals,1,jawa timur,1,Jerat Hukuman,1,judul skripsi terbaik,4,Jurang Asmara,2,Kahlil Gibran,2,Kapitalis,1,Kasus Birokrasi,1,Keagamaan,72,Kebahagiaan,3,kebaya,1,kebudayaan,7,kecantikan,1,kecerdasan,2,Kedokteran,1,kekerasan seksual,2,kekerasan seksual anak,1,kemanusiaan,2,kemerdekaan,2,kerja,1,kesadaran,8,Kesehatan,27,KI Hajar Dewantara,1,KIP-K,6,Kitab Allah,1,kkl,12,KKN,20,Klarifikasi,2,Komunikasi,3,konten vidio,1,kopi,1,Korean Wave,1,korelasi,1,Korelasi 2023,3,Korupsi dosen,1,kos,1,ksr,1,KTT G20,3,KUHP,1,Kuliah,11,Kuliah luar negeri,4,Kuliah Online,21,Kuliah tatap muka,2,kuliner,1,kupi,1,kurban,3,Lahan Parkir,3,leaders declaration,1,liburan,2,lifestyle,1,Literasi,2,Logo HSN 2022,1,lukisan,1,Lulus Cepat,12,ma'had,9,maba 2023,6,maba2022,3,Machiavelli,1,Mahasiswa,632,mahasiswa baru,13,makna hidup,1,makna kembang api,1,Maksiat hati,1,Masa Jabatan,1,Masjid Kapal,1,media sosial,2,Membaca cepat,1,Mendikbud,1,mengingat,1,mental,2,Menulis,1,menwa,1,metaverse,1,modernitas,1,motivasi,8,Muhammad,6,Muhammad Iqbal,1,Munaqosah,2,Musik,1,Nabi Muhammad,2,nasional,15,natal,1,New Normal,18,Ngaliyan,5,Oase,387,Olahraga,2,Opini,251,opini mahasiswa,22,ORKM,2,ormawa,1,orsenik,24,outfit,1,pameran isai,1,pancasila,2,Pandemi,5,PBAK,29,PBAK 2022,5,pbak 2023,14,Pedagogi,1,peluang,1,Pemalsuan,5,Pembayaran UKT,1,Pemilu 2024,3,pemuda,2,Pendidikan,12,penemuan ular,1,pengembangan diri,7,Penjara,1,Penyair,1,Penyesuaian UKT 2022,3,perang ukraina,1,Perempuan,7,peringatan harlah NU,1,pernikahan dini,1,perpustakaan,1,Pertemanan,1,Pidana,1,Plagiasi Rektor,1,PMB,9,politik,5,pondok pesantren,4,pormawa,1,Post-truth,1,Potret Berita,11,potret wisuda,5,ppb,6,praktikum,1,Pramoedya Ananta Toer,1,presidensi,1,profesi,2,Psikologi,34,Puasa,9,Puasa Ramadan,45,Puisi,144,Quotes,1,qurban,1,ramadhan 2023,9,Ramadhan 2024,1,Rasulullah,1,recriutment,2,recruitment,4,refrensi,1,regulasi,1,rektor,7,Resensi,22,Resensi Buku,21,Resensi Film,29,revolusi industri,1,Riset,5,SAA,1,Sahabat,2,Sampah Juras,2,santri Ma'had,4,Sastra,119,Second Sex,1,sedekah,1,sejarah,1,sema,4,Semarang,179,Shalawat,1,Sidang,2,Sistem akademik,1,SK Jabatan 6 Bulan,1,SK Wajib Mahad,11,skill,1,Skripsi,18,sky,1,socrates,2,sosial,2,Sosok,2,stoic,1,sufisme,2,sukses,2,sumpah pemuda,2,Surat Pembaca,9,tafsir,6,Tafsir Misbah,1,Tafsir Surah Fatihah,2,Tahun baru,3,Taman Entrepreneur FEBI,1,TandaTangan,4,tasawuf,2,Taubat,1,teater,7,Teknologi,42,teladan,1,tips,4,Toefl-Imka,21,tokoh,1,Toxic,1,TP,1,tranformasi energi,1,Tugas Akhir,16,UHN,2,UIN Walisongo,749,UIN Walisongo Semarang,19,ujm,2,UKM,11,ukt,33,UKT 2024,2,UKT tinggi,1,ular piton,1,upz,1,video,2,Wajib mahad,4,wali camaba,2,wali wisuda,5,Walisongo Center,2,wanita,1,William Shakespeare,1,Wisuda,110,wisuda 2022,15,wisuda 2023,6,wisuda 2024,6,wisuda offline,5,wisudawan terbaik,28,Writer's block,1,Zodiak,3,zoom meeting,1,Zuhud,1,
ltr
item
IDEApers: Media dan Hasrat Berkuasa
Media dan Hasrat Berkuasa
Media, kini berubah menjadi alat untuk mendapatkan kekuasaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBR9qwhrdi6oNLSPUFM96J7PXfucpexqQ4WRad7EEeskNjy3p8c-sx7YTjnDDs8dEl5ZWBZfAWTWWVfeiosNYOWMx9grhEMGU64Hf_McXGPmGc6anxZTvQrCI8DZlQzl7_sGZrg4qR7xT-/s1600/Media+dan+Hasrat+Berkuasa.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBR9qwhrdi6oNLSPUFM96J7PXfucpexqQ4WRad7EEeskNjy3p8c-sx7YTjnDDs8dEl5ZWBZfAWTWWVfeiosNYOWMx9grhEMGU64Hf_McXGPmGc6anxZTvQrCI8DZlQzl7_sGZrg4qR7xT-/s72-c/Media+dan+Hasrat+Berkuasa.jpg
IDEApers
http://www.ideapers.com/2019/03/media-dan-hasrat-berkuasa.html
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/2019/03/media-dan-hasrat-berkuasa.html
true
2845694181721974662
UTF-8
Lihat Semua Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Komentar Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua BERITA TERKAIT RUBRIK ARSIP SEARCH SEMUA BERITA Tidak ditemukan Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN INI PREMIUM Share sebelum membuka Salin semua kode Pilih semua kode Semua kode telah disalin. Tidak bisa disalin