![]() |
gambar: http://hai.grid.id |
Adapun pemblokiran bisa dilakukan kapan saja, mulai saat akun palsu pertama kali terdaftar, ketika berkirim pesan, dan melalui laporan akun lain.
Teknisi Software WhatsApp, Matt Jones mengatakan, WhatsApp bisa memblokir sebanyak 20 persen akun ketika mereka mulai mendaftarkannya.
Disebutnya, beberapa faktor yang dipertimbangkan ketika menghapus akun adalah alamat IP, negara asal nomor telepon yang digunakan untuk mendaftar, nomor dan lokasi negara cocok atau tidak, dan identifikasi akun yang mengirimkan banyak pesan setelah akun tersebut dibuat.
Untuk menghapus akun-akun tersebut, lanjutnya WhatsApp menggunakan kombinasi tenaga manusia dan machine learning yang memanfaatkan algoritma.
Diakuinya, sebanyak 25% akun yang diblokir, telah dihapus oleh manusia, sementara 75% sisanya dilakukan oleh algoritma yang mengendus aktivitas-aktivitas berbahaya.
"Beberapa akun tersebut diketahui mendistribusikan tautan clickbait untuk mengoleksi informasi, sementara akun lain mempromosikan sebuah gagasan," ujarnya sebagaimana dikutip dari Fortune, Kamis (7/2).
Menurutnya, terlepas dari tujuannya mengirimkan gagasan ke banyak penerima, mengirim pesan secara otomatis dan massal turut pula disebut melangar persyaratan layanan.
"Salah satu prioritas kami adalah mencegah dan menghentikan pelanggaran semacam ini." jelasnya.
Dijelaskan, WhatsApp telah mengidentifikasi beragam cara melakukan pelanggaran, seperti menggunakan software yang memungkinkan seseorang menjalankan banyak akun WhatsApp di dalam satu komputer yang sama.
Ia juga mengatakan bahwa WhatsApp menemukan perangkat khusus yang bisa diguakan oleh puluhan kartu SIM. Langkah progresif WhatsApp ini salah satunya dipicu kekhawatiran pemerintah India yang akan menggelar pemilu pada April 2019 mendatang. [Rep.N.R/Red. eL]
KOMENTAR