Gambar: tirto.id |
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (6/2/19), sebelumnya, pemuda itu sempat mendesak orangtuanya agar membelikan ponsel high-end untuk dipakai bermain game tersebut, namun mereka hanya membatasi ponsel seharga tak lebih dari 20.000 Rupee, atau sekitar Rp 3,8 juta.
Diketahui, pemuda yang namanya tak disebutkan itu meminta ponsel seharga 37.000 Rupee atau sekitar Rp 7,2 juta. Pihak keluarga pun tak menyanggupi permintaan bocah tersebut, lalu mereka beradu argumen.
Merasa kecewa akan keputusan keluarganya, dia pun mengambil tambang dan langsung pergi ke dapur rumahnya.
Tak diketahui berapa lama jangka waktu kejadian antara adu argumen dengan keluarga dan aksi gantung diri yang dilakukan pemuda itu. Namun, aksi gantung diri ini diduga dilakukan setelah bocah itu dan keluarganya cekcok.
Menurut laporan polisi, sang pemuda mengikatkan tambang di atap dapur untuk gantung diri. Polisi pun telah mendaftarkan kasus ini sebagai kematian yang ditimbulkan dari kecelakaan, dan tengah melakukan investigasi.
Sebagai informasi, PUBG merupakan game battle royale besutan Bluehole, di mana 100 pemain bertarung untuk menjadi the last man standing.
Kehadiran game tersebut di platform mobile (Android dan iOS) setahun belakangan ini kerap menuai kontroversi di India.
Sebelumnya, bocah 11 tahun mengirimkan tuntutan ke Pengadilan Tinggi Mumbai melalui ibunya, agar memblokir PUBG.
Alasannya, game tersebut disebutnya mendukung kekerasan dan cyber-bullying.
Otoritas Sekolah Dasar (SD) di Negara Bagian Gujarat dan Asosiasi pelajar di Negara Bagian Jammu dan Kashmir juga meminta pemerintah agar ada larangan untuk memainkan PUBG.
Sebab, game tersebut disinyalir membuat hasil belajar para siswa anjlok. Bahkan mereka membandingkan sifat ketergantungan game tersebut dengan narkoba. [Kan]
KOMENTAR