
Di kehidupan manusia yang sedang mengalami tsunami informasi seperti sekarang ini, tak ada habisnya kita mendengar terus-terusan kalimat "awas hoaks!" dan semacamnya, yang meminta kita agar cerdas dalam membaca informasi.
Informasi telah bisa dibuat oleh siapa saja dan kapan saja. Serta secara otomatis, kepentingan di dalamnya pun tidak dapat dilepaskan begitu saja. Sehingga mau tidak mau, hoaks dan berita palsu bisa saja kita yakini begitu saja meski kita secara niat tidak ingin termakan hal tersebut.
Pemerintah dan para ahli selalu mengkampanyekan agar masyarakat bisa atau mampu untuk cerdas dalam berselancar di dunia maya karena hoaks dan berita palsu sedang marak, khususnya di hari-hari Indonesia belakangan ini.
Pertanyaannya, bagaimanakah cara kita agar tidak termakan hoaks dan fake news, sedangkan hal itu seperti arus air yang membanjir di setiap kali kita membaca informasi melalui ponsel?
Berikut beberapa kiat agar kita terhindar dari hoaks dan fake news.
1. Kenali Sumber Informasi
Mengenali kebenaran sumber informasi memang sering luput dari kesadaran saat kita membaca.
Jika di website, kamu bisa menanyakan seperti ini. Website apa dan siapa ini? Apakah website ini kredibel dalam pemberitaan atau tidak? Bagaimana pola penulisan informasinya? Apakah judul yang bombastis dan isi selaras?
Jika informasi itu menyebar melalui broadcast Whatsapp, cobalah untuk mencari tahu atau memverifikasi kebenaran informasi melalui pemberitaan yang lain. Bisa jadi informasi yang menyebar di grup-grup chat kita adalah berita bohong.
Beberapa pertanyaan di atas bisa kamu tanyakan untuk menggali dan mempertanyakan kebenaran dan sumber informasi itu. Baru jika benar adanya maka layak kita baca.
2. Kenali Rekayasa Gambar
Jangan mudah terkecoh dengan gambar yang tersebar. Bisa jadi penyebar berita dan foto yang sok meyakinkan dan sok menyentuh jiwa itu adalah kebohongan, karena pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara mengenali keaslian gambar yakni dengan mendownload atau men-screenshot foto itu. Lalu, buka "Google Images" di browser dan seret (drag) foto itu ke kolom pencarian Google Images. Periksa hasilnya untuk mengetahui sumber dan caption asli dari foto tersebut.
3. Cobalah Mengakui Ketidaktahuanmu
Banyak dari kita yang terjerumus karena kepercayaan diri berlebihan. Merasa yakin bahwa kita lebih tahu dari orang lain.
Hanya karena yang penting update dan mendapatkan informasi yang belum ramai diketahui, kita jadi luput memverifikasi informasi dan dengan mudah men-share hal tersebut. Selanjutnya agar dapat dilihat dan dipandang orang yang tahu segala hal.
Hal tersebutlah yang membuat kita dapat merasa kurang kritis terhadap informasi yang mendukung asumsi kita, dan menolak apapun yang tidak setuju dengan kita.
Kita, di tengah tak terbatasnya informasi, kini sering enggan untuk mengatakan "tidak tahu" atau "kurang tahu". Dari sana, kita juga bagian dari penyebar berita bohong dan palsu.
4. Mencoba Keluar dari Polarisasi
Zaria Gorvett dalam ceritanya tentang 'polarisasi kelompok' mengatakan bahwa orang secara alamiah berkumpul dengan yang berpandangan sama dengannya, baik dalam dunia nyata maupun virtual. Jadi, cobalah berbicara dan berdialog dengan orang yang memiliki pandangan berbeda darimu, dan bacalah sumber berita yang biasanya tidak kamu baca.
5. Menjadi Skeptis
Di tengah banjirnya informasi membuat kita enggan untuk ingin tahu lebih tentang fenomena atau peristiwa. Padahal untuk menjadi tahu kita seharusnya ingin tahu dulu. Ingin tahu yakni dengan cara mempertanyakan, mencari data yang paling mendekati kebenaran, mempertimbangkan berbagai faktor agar dapat berimbang, serta mendalami suatu kasus agar tidak dibutakan ideologi. Skeptis di sini adalah jiwa dan prinsip dalam dunia informasi.
Semoga membantumu menjadi smart in hiperealitas:) [*]
KOMENTAR