![]() |
gambar: www.facebook.com/humaswalisongo/ |
Lima tahapan itu dimulai dari transformasi IAIN ke UIN (2014-2019), konsolidasi menuju universitas riset (2019-2024), penguatan menuju universitas riset nasional (2024-2028), pengembangan menuju universitas riset Asia Tenggara (2029-2033), sampai pada pengakuan universitas riset Asia (2034-2038).
Saat ini civitas akademika UIN Walisongo terus melakukan proses memantapkan transformasi kelembagaan menuju konsolidasi universitas riset. Setelah tahap ini selesai, tinggal tiga tahap lagi UIN Walisongo menuju perguruan tinggi riset terdepan di Asia.
“Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, sarana dan prasarana pendidikan yang terus meningkat dan tata kelola yang semakin baik, cita-cita menjadi universitas riset di Asia insya Allah akan tercapai”, tutur Muhibbin.
Lebih lanjut Muhibbin menjelaskan, saat ini UIN Walisongo sudah memiliki 8 fakultas, 43 program studi 43, terakreditasi A 49% terakreditasi B 42% dan terakreditasi C 4%; “Prestasi mahasiswa di tingkat internasional lebih dari 15 penghargaan, puluhan prestasi nasional dan regional”, katanya.
Wakil Rektor II, Imam Taufiq mengatakan UIN Walisongo memiliki distingsi yang cukup membanggakan, salah satunya pusat kajian ilmu falak di Indonesia, dengan prodi falak S1, S2 dan S3 yang telah terakreditasi unggul.
Imam menegaskan akreditasi ini bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas akademik, pengabdian masyarakat, layanan, jaringan, serta lulusan yang tanggap terhadap tantangan global. “Kami berharap UIN Walisongo mendapat akreditasi unggul, saatnya sekarang kita pasrahkan kepada Tuhan Sang Maha Skenario,”
Tim Assesor APT dipimpin oleh Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan anggota lainnya, Prof. Muhamad Zarlis, M.Sc, Prof. Yuliandri, MH, Dr. Mamduh Mahmadah Hanafi, MBA, dan Dr. Ahmad Yani, M.Ag. [Rep. eL/Red. Z]
KOMENTAR