![]() |
www.widiadiantari.com |
Waktu memang cepat berlalu. Dan kini, kita mau tidak mau harus bertemu dengan apa yang disebut dengan "tugas akhir" atau mengerjakan skripsi yang menakutkan itu untuk bisa memakai toga agar bisa membanggakan orang-orang terkasih kita.
Menjadi mahasiswa di semester akhir memang dilematis. Saat kita masih dan sedang nyaman-nyamannya di usia muda dan bebas, kita sudah dihadapkan pada tekanan mengerjakan skripsi dan bayangan masa depan yang tidak tentu.
Namun pada prinsipnya, yang paling utama adalah dengan bergulirnya waktu yang cepat, kita pun semestinya harus juga menyadari bahwa kita harus ikut berubah ke yang lebih baik dari sebelumnya. Semakin dewasa dan semacamnya.
Di saat mengerjakan skripsi, di sanalah kondisi dan situasi yang sangat berat karena sulitnya penelitian dan harus dituangkan dalam tulisan ilmiah lebih dari 50 lembar. Berat bukan? Namun semua itu adalah syarat satu-satunya untuk bisa menjadi wisudawan atau seorang sarjana yang bisa membahagiakan orangtua.
Saat mengerjakan skripsi yang begitu berat, bahkan akan sampai membuat kita malah membencinya. Kita menjadi putus asa dan ingin menyerah saja.

Sebagai kaum terdidik dan beragama, semestinya memang menjalani proses kehidupan tetap harus dikerjakan dan menjauhi keputusasaan yang dibenci ajaran agama.
Imam Ghazali pernah berkata, "Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau benci".
Cobalah untuk mengingat harapan orangtuamu yang berjuang untuk melihatmu memakai toga. Cobalah bahwa hari esokmu akan tidak terbayangkan jika sampai putus kuliah.
Ada puisi Rumi yang mungkin bisa meyakinkanmu, "Jika kamu terganggu dengan tiap gosokan, bagaimana kacamu akan bisa dipoles?".
Saat mengerjakan skripsi dan berjuang menuju wisuda, jangan lupa untuk selalu ingat kepada yang maha kuasa yang dengan ridho-Nya, yang menurutmu tidak mungkin, sangat bisa menjadi mungkin.
Cobalah ingat ini, "Jika Allah berkehendak sesuatu, maka jadilah."
Tetap semangat berjuang teman, hari esok masih ada lagi ujian yang lebih berat dari ujianmu kini. Ujian-ujian tersebut adalah tangga menuju kebahagiaan yang diridhoi-Nya. [jar]
KOMENTAR