Judul Buku : Soekarno, Marxisme, dan Bahaya Pemfosilan Penulis : Benedict Anderson, dkk Penerbit : IndoPROGRESS Jumlah Halaman : 67 Halaman Tahun Terbit : 2016 |
"Kalau mereka konsisten hendak mewarisi ajaran-ajaran Bung Karno, maka dengan sendirinya mereka juga harus menjadi Marxis dan Sosialis. Atau justru kebalikannya yang terjadi, mereka secara sengaja hanya memanfaatkan nama besar Bung Karno dan meminjam saja slogan-slogannya untuk kepentingan kekuasaan," (Halaman 12)
Salah satu kutipan dalam buku ini mencoba mengkritik orang-orang yang berusaha memanfaatkan nama besar Bung Karno, terutama dalam dunia perpolitikan. Mereka tampil sebagai penerus Bung Karno hanya untuk mendapatkan banyak suara agar bisa menduduki kursi kekuasaan. Sedangkan pemikiran Bung Karno sendiri ditinggalkan. Inilah yang dikritik oleh beberapa penulis buku ini. Bagi mereka, perlakuan tersebut justru membunuh Bung Karno sendiri.
Sosok Bung Karno sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Bung Karno adalah pemimpin yang karismatik dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lewat pemikirannya yang jenius, Soekarno berhasil membawa Indonesia ke gerbang pintu kemerdekaan. Jasa-jasa beliau tak terhitung untuk Indonesia.
Sejak masih di bangku kuliah, Bung Karno sudah sering berinteraksi dengan pemikiran berbagai tokoh revolusioner barat. Salah satunya adalah Karl Marx. Bahkan beliau mengaku sebagai seorang Marxis, penganut aliran Marxisme. Hal itulah yang kemudian menjadi garis besar pemikiran Bung Karno dalam menyikapi keadaan Indonesia saat itu.
Selain itu, Bung Karno juga berusaha menyatukan antara Islam dan nasionalis yang progresif serta Marxis. Karena menurut Beliau, ketiganya tidak bisa dipisahkan dalam kaitannya dengan bernegara. Karena hal itu dapat mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Bung Karno dan masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, meskipun pemikiran-pemikirannya berpengaruh, tidak bisa dipungkiri bahwa Bung Karno juga memiliki kelemahan. Dalam buku ini dijelaskan, pada tahun-tahun akhir kepemimpinannya, Bung Karno tetap memakai cara lama dalam menyelesaikan masalah baru yang muncul. Hal inilah yang menjadi titik lemah Bung Karno, hingga kelemahan itu bisa dimanfaatkan oleh kubu lawan untuk menjatuhkannya.
Buku Soekarno, Marxisme, dan Bahaya Pemfosilan membahas kisah perjalanan Bung Karno dan pemikirannya. Buku ini adalah kumpulan artikel yang pernah diterbitkan oleh IndoProgress di websitenya dalam rubrik Soekarno. Buku ini menjelaskan secara detail dari pemikiran Bung Karno. Para penulis juga mencoba mengingatkan kembali Bung Karno dan pengaruh besar beliau dalam membentuk tatanan Indonesia. [Isqi]
KOMENTAR