
Semarang, IDEApers.com - Salah satu musyrifah Ma'had UIN Walisongo Semarang, Nadea Lathifah Nugraheni berhasil meraih gelar wisudawan terbaik ke-72. Mahasiswa jurusan Hukum Pidana dan Politik Islam ini meraih Indeks Pres tasi (IP) sebanyak 3,94 dengan judul skripsi "An Analysis of Criminal Act of Sexual Gratification on Positive Law and Fiqh Jinayah Perspective".
Mahasiswa asal Jepara ini mengatakan, perjalanan untuk bisa kuliah itu bukanlah proses yang mudah. Waktu awal perkuliahan, ayahnya harus menjual motor satu-satunya untuk membayar biaya kuliah. Selama proses perkuliahan, Ia juga berusaha mencari beasiswa demi menunjang uang perkuliahannya karena ia tidak mau membebani orang tuanya.
"Kata ayah saya, orang pinter itu pasti bakal ada jalannya. Dulu pas awal masuk kuliah, sampai harus menjual motor satu-satunya di keluarga kami, saya juga mencari beasiswa sana-sini agar bisa tetep kuliah," tutur Nadea saat diwawancara kru IDEA Rabu, (07/03/18).
Selain beasiswa, mahasiswa kelahiran tahun 1997 ini juga aktif mengikuti lomba essay serta menulis di media online dan cetak. Nadea juga sering mendapat juara debat bahasa inggris yang ia ikuti. Selain itu, ia juga menjadi guru les di salah satu bimbel. Hal ini ia lakukan untuk biaya makan selama masa perkuliahan. Meski begitu, ia tetap menyisihkan uang yang didapat untuk membeli buku-buku favoritnya.
"Saya sering mengikuti lomba essay berhadiah untuk bisa dapat uang makan dan diiringi dengan menjadi guru les bimbel. Melihat keadaan keluarga, saya tidak bisa selalu mengandalkan uang saku dari mereka," tutur alumni Madarasah Aliyah Negeri Dua Kudus itu.
Seperti mahasiswa lainnya, pasca kelulusannya di UIN Walisongo, Nadea juga berkeinginan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dirinya berencana akan mencari beasiswa kuliah selanjutnya di Negeri Kanguru, Australia.
Nadea berpesan kepada seluruh mahasiswa UIN WAlisongo, agar tidak berputus asa dalam meraih impian mereka bagaimanapun keadaannya. "Saya senang menjadi wisudawan terbaik, tetapi saya juga merasa berat dengan tanggung jawab yang harus saya pikul. Tetapi bagaimanapun keadaannya, kita harus tetap semangat dan bekerja keras. Menurut saya, yang penting kita tahu hakikat ilmu. Dengan ilmu kita bisa ada. Kebodohan itu membelenggu dan memenjarakan," lanjut mahasiswi yang berhasil lulus di semester tujuh ini. [Rep. Ainun/Red. Zain]
KOMENTAR