
Semarang, IDEApers.com - Kejadian nahas menimpa lima mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), pada Kamis (16/11/17) kemarin. Lima mahasiswa itu terpaksa dilarikan ke klinik dan rumah sakit akibat disengat tawon ketika sedang berada di gazebo FUHum, kampus dua.
Kejadian nahas itu dialami, Iis, Hani, Mustafa, Zidan, dan 'F' yang tidak berkenan disebutkan namanya . Seusai kejadian, kesemuanya langsung dilarikan ke poliklinik kampus satu UIN Walisongo, namun F yang menjadi korban paling parah terpaksa dibawa ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit Tugurejo, Semarang, karena pihak poliklinik sudah tidak bisa menanganinya.
'F' pun seusai dari UGD ia terpaksa harus di opname karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan. 'F' mengalami sengatan tawon pada bagian kepala, tangan kanan-kiri, dan kakinya.
Ketika dikonfirmasi kru IDEApers.com, 'F' mengatakan kejadian itu bermula ketika ia bersama teman-temannya pada Kamis siang tengah berkumpul antar mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) angkatan 2017 usai kegiatan kuliahnya yang diliburkan.
Ketika 'F' datang bersama rombongan, ia pun telah diingatkan jika di sekitar gazebo yang paling dekat dengan Gedung O itu terdapat sarang tawon yang besar. Namun, sesaat setelah diingatkan tawon yang ada pun langsung menyerang 'F' dan tema-temannya.
"Temanku baru aja bilang yang udah duduk di situ lama. Ehh, baru aku dibilangin temanku hati-hati, satu tawon udah hinggap di kepala aku. Aku kan histeris. Nah sehabis itu malah tawonnya tambah banyak. Terus malah tawonnya hinggap di tangan aku kanan-kiri, kepala, sama kaki, padahal semuanya udah ketutup," kata 'F', Jumat (17/11/17).
Selepas kejadian, 'F' pun mengatakan ia sempat ditangani sementara di ruang Dekanat FUHum. Namun ia segera dilarikan ke poliklinik. Setelah ia sampai di poliklinik, tidak berselang lama Zidan, yang juga menjadi korban dan mengalami bengkak di bagian tangannya pun menyusulnya dan disusul pula korban lainnya.
"Aku korban paling parah sampe akhirnya dibawa ke rumah sakit Tugurejo make ambulan poliklinik. Di sana Dokternya bilang harus di opname karena kepala, tangan, dan kaki, bener-bener sakit nyeri. Aku aja nangis terus karena satu caranya di infus biar obatnya bisa menyebar ke seluruh tubuh," terangnya.
Setelah di opname selama satu hari, 'F' pun diizinkan pulang dari rumah sakit pada Jumat siang kemarin. Ketika di rumah sakit 'F' mengatakan ia sempat dijenguk oleh bagian akdemik FUHum, yang ingin mengetahui kondisinya. Saat dirawat 'F' juga ditemani beberapa teman sekelasnya.
Sementara orangtua 'F' yang diberi tahu anaknya tengah dirawat di rumah sakit, orangtuanya pun langsung berangkat dari Pekalongan menuju Semarang.
"Terus orangtua aku langsung ke rumah sakit jagain semaleman, sampai aku pulang kos lagi. Kebetulan aku asli Pekalongan. Orangtua dari rumah jam 17:30 WIB karena mereka dapat telepon dari teman-teman, kalau aku kan harus di opname juga harus minta persetujuan dari keluarga. Dan orangtuaku nyampe sini sekitar abis isya," ujarnya.
Saat ini, 'F' mengatakan jika kondisinya telah mulai membaik. Namun ia tidak menampik jika ia masih saja merasa nyeri akibat bengkak yang dialaminya. "Yaa udah mendingan. Paling masih ada bengkak dikit yang di tangan sama kaki, masih cenut-cenut sama pegel. Cuman insya Allah udah mayan, lah," imbuhnya.
Perlu Waspada dan Diperhatikan
'F' mengatakan, akibat kejadian itu ia berharap agar semua mahasiswa bisa waspada dan berhati-hati ketika ingin ke gazebo FUHum. Hal itu supaya kejadian yang dialaminya dan keempat korban lain tidak terjadi lagi.
"Yaa, intinya buat teman-teman lebih hati-hati lagi. Apalagi kalau ada sarang ya jangan diganggu lah. tawon kalau enggak diganggu dia enggak bakalan ganggu," katanya.
Semantara bagi pimpinan FUHum, 'F' berharap agar kejadian itu bisa segera ditindaklanjuti dan diperhatikan. Pimpinan FUHum, kata F tidak harus menunggu jatuhnya korban kembali sehingga baru ditangani.
"Itu buat pelajaran bagi pihak kampus, biar kalau misal udah ada sarang tawon sebesar itu langsung ditanggulangi. Apalagi gazebo kan tempat anak-anak diskusi dan sagala macem yang sering buat kumpul-kumpul gitu lah. Nah, pas udah ada kejadian kayak ini jangan baru ada tindakan dari pihak kampus," tutupnya. [Rep. KN/Red. NK]
KOMENTAR