Semarang, IDEApers.com - Dibalik kegemilangan beberapa mahasiswa UIN Walisongo pada Pioner Ke-8 di Aceh, apresiasi dana yang diberikan kampus kepada peserta tidak mencukupi untuk mempersiapkan lomba tersebut. Hal ini seperti yang diungkapkan Nafis Chilmi, salah satu peserta lomba pencak silat kategori beregu putra yang meraih juara satu dalam Pioner di Aceh, Sabtu (29/04/17).
"Iya, sebenarnya masih kurang, buat membeli suplemen selama latihan, kita masih pake uang kas," jelas Nafis kepada Kru IDEApers, Selasa (03/05/17).
Ketersediaan akomodasi untuk para peserta lomba juga kadang telat, "ketersediaan suplemen, kayak buah dan minuman (Pocary Sweat) kadang datangnnya agak telat, karena transportasi yang disediakan universitas sangat terbatas jumlahnya." Imbuh mahasiswa Pendidikan Agama Islam itu.
Uyun salah satu peserta yang mendapatkan juara satu dalam lomba Musabaqoh Syarhil Quran (MSQ) merasakan hal yang sama, seharusnya universitas membedakan uang trasnport dan uang atribut untuk persiapan lomba.
"Ini kan event skala nasional, harusnya anggaran juga dimaksimalkan dan dibedakan dong. kalau transportkan hitugannya, kan, per-hari juga harus dibedakan mana buat fasilitas seperti atribut, dan dan mana buat transport. Menurut saya keduanya harus disendirikan," katanya.
lain halnya dengan Noura, salah satu peserta yang menjadi pembaca tilawah dalam lomba MSQ, ia merasa sangat kesal. Terutama ketika para Staff yang berangkat langsung dari Semarang ke Aceh, sedang mereka harus naik bus ke Jakarta terlebih dahulu.
"Merasakan banget, berangkat dari Semarang ke Jakarta pake bus UIN, kerasa banget capeknya. Sedangkan Bapak/Ibu kampus satu berangkat dari Semarang langsung ke Aceh, pake Garuda pula," tandas mahasiswa FUHum itu.
Noura juga berharap, semoga pihak universitas semakin perhatian terhadap mahasiswanya dan selalu memberikan yang terbaik untuk mahasiswa yang berprestasi. "Semoga tambah peka aja, juga tambah baik apresiasinya untuk yang berprestasi," katanya.
Tanggapan Kabag Kemahasiswaaan
Nur Salim, Kepala Bagian Kemahasiswaan (Kabag) UIN Walisongo menyatakan dana yang ada di UIN Walisongo terbatas, sehingga ada beberapa kebutuhan atlit pionir yang harus diminimalisir.
"Ada 250 juta untuk keseluruhan, seperti, transportasi, makan, membeli bahan-bahan," tegasnya ketika diwawancarai di kantornya.
Ia pun mengakui bahwa, ada beberapa official dari UIN Walisongo yang berangkat langsung dari Semarang menuju Aceh menggunakan pesawat.
"Itu benar, dana transport untuk atlit dua juta lima ratus-an, ketika itu naik menjadi empat juta seratus-an, jadi naik dua kali lipat. Kalau semua naik pesawat (dari Semarang ke Aceh) mungkin kita akan mengirim atlit kurang dari 10 orang. ," tuturnya.
ia pun mengucapkan terima kasih kepada para Pioner yang telah berjuang untuk mengharumkan nama UIN. "Terima kasih atas perjuangannya untuk membela UIN walisongo sampai titik darah terakhir, ketika ada delegasi lagi kita sudah pengalaman dan kedepannya bisa lebih baik lagi," katanya. [Rep. Bar/Red. Alan]
KOMENTAR