Semarang, IDEApers.com - Gerakan radikalisme di era internet dinilai semakin tidak terkontrol, Nahdlatul Ulama (NU) khususnya pemudanya merasa harus ikut andil dalam tantangan tersebut dengan menggelorakan semangat dan aksi damai bermedia. Demikian yang diungkapkan Muhamad Irfan Khamid, Ketua IPNU-IPPNU Unnes Semarang.
"Tantangan NU sekarang ada di media dengan banyaknya situs-situs radikal. Kira-kira ada 950-an situs radikal dan kita di sini harus peka terhadap hal tersebut agar pemuda tetap mengawal marwah Kiai, NU dan NKRI," ungkapnya di gedung Dekanat FIP Unnes, Selasa (28/03/17).
Irfan melanjutkan bahwa selain sarasehan ini dihelat, pelajar atau mahasiswa NU Unnes juga akan mengadakan dekalarasi Anti Hoax dan fitnah sebagai wujud aksi menghadapi tantangan ini. "Ini bentuk kaderisasi atau regenerasi pelajar NU agar melek teknologi dalam bermedia, kami juga akan memfollow up nya dengan deklarasi Anti Hoax dan fitnah dan pengelolaan website yang berisi konten islami yang damai," imbuh mahasiswa semester enam asal Cilacap tersebut.
Ricka, peserta dan pelajar NU asal Kudus mengatakan bahwa ia sangat senang mengikuti acara ini dan mendapatkan ilmu banyak terkait informasi, "Waktunya mengena karena tidak mengganggu kuliah, serta saya dapat ilmu tentang Ke-NU-an dan bagaimana menyikapi berita hoax," ujar mahasiswi Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Unnes itu.
Di sarasehan media IPNU-IPPNU Unnes ini, turut mengundang tiga pembicara yang mumpuni di bidangnya, yakni Saroni Asikin (Redaktur senior Suara Merdeka dan Dosen FBS Unnes), M. Rikza Chamami (Dosen UIN Walisongo dan Lakpesdam NU kota Semarang), dan M. Abdalla Badri (LTN NU kabupaten Jepara dan pakar media online).
Dalam sarasehan ini, diikuti 200-an peserta dari pelajar NU dan mahasiswa Unnes yang terlihat begitu antusias mengikuti dan mendeklarasikan diri anti Hoax dan fitnah. [Ka/Taufiq]
"Tantangan NU sekarang ada di media dengan banyaknya situs-situs radikal. Kira-kira ada 950-an situs radikal dan kita di sini harus peka terhadap hal tersebut agar pemuda tetap mengawal marwah Kiai, NU dan NKRI," ungkapnya di gedung Dekanat FIP Unnes, Selasa (28/03/17).
Irfan melanjutkan bahwa selain sarasehan ini dihelat, pelajar atau mahasiswa NU Unnes juga akan mengadakan dekalarasi Anti Hoax dan fitnah sebagai wujud aksi menghadapi tantangan ini. "Ini bentuk kaderisasi atau regenerasi pelajar NU agar melek teknologi dalam bermedia, kami juga akan memfollow up nya dengan deklarasi Anti Hoax dan fitnah dan pengelolaan website yang berisi konten islami yang damai," imbuh mahasiswa semester enam asal Cilacap tersebut.
Ricka, peserta dan pelajar NU asal Kudus mengatakan bahwa ia sangat senang mengikuti acara ini dan mendapatkan ilmu banyak terkait informasi, "Waktunya mengena karena tidak mengganggu kuliah, serta saya dapat ilmu tentang Ke-NU-an dan bagaimana menyikapi berita hoax," ujar mahasiswi Jurusan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Unnes itu.
![]() |
Pelantikan dan Deklarasi Anti Hoax IPNU dan IPPNU Unnes |
Dalam sarasehan ini, diikuti 200-an peserta dari pelajar NU dan mahasiswa Unnes yang terlihat begitu antusias mengikuti dan mendeklarasikan diri anti Hoax dan fitnah. [Ka/Taufiq]
KOMENTAR