Perkembangan teknologi berjalan begitu cepat, terutama setelah berkembangnya teknologi internet. Banyak hal yang ditawarkan di dalamnya, mulai dari kemudahan komunikasi, mencari inspirasi, melihat kabar atau informasi, sampai menciptakan sebuah desain, semua ada di dalam internet.
Sebelum internet berkembang, jika ingin menciptakan sebuah produk, katakanlah sebuah desain, maka kita butuh memasang software untuk desain di komputer kita. Tetapi sekarang hal tersebut tidak harus, hal itu dan lainnya bisa dilakukan dengan mudah dan murah di internet, tanpa software. Kita hanya butuh koneksi internet.
Tanpa harus menginstal software yang beratnya ratusan mega, bahkan giga, kita bisa membuat video, mendesain logo, membuat desain kaos, mengkonvert video menjadi mp3, mendesain quotes, mengkonvert foto menjadi pdf, atau mengkonvert gambar CMYK menjadi RGB, dan lain sebagainya. Dengan itu, bahkan seseorang yang tidak memiliki skill desain, bisa membuat sebuah desain. Bukankah hal ini mudah dan cepat?
Sekarang, kita memang dituntut serba cepat, mengikuti kecepatan teknologi. Jika kita tidak cepat dalam melakukan sesuatu, niscaya kita akan ketinggalan gerbong peradaban. Dan dengan teknologi internet, kita bisa mengikuti kecepatan teknologi. Tetapi, ada satu pertanyaan yang perlu direnungkan, apakah hanya kecepatan yang dibutuhkan? Jawaban penulis adalah ”Tidak!”
Cepat saja tidak cukup. Dunia tidak hanya butuh orang yang hanya cepat, melainkan juga unik. Kecepatan dan keunikan menjadi kunci berkembangnya dunia sekarang ini. Inilah tuntutan peradaban. Keunikan yang penulis maksud adalah, beda dengan yang lainnya, orisinil, mengundang mata untuk memandang, dan memiliki makna. Menjadi unik berarti menjadi kreatif. Keempat hal itulah yang akan memimpin dunia. Tanpa itu, kita hanya akan digilas peradaban, meski sudah cepat.
Bukankah Facebook, Instagram, google, dan lain sebagainya telah membuktikannya? Platform-platform tersebut, dengan keunikan dan kreativitas yang dimilikinya, telah memimpin dunia saat ini. Facebook dengan tampilan friendly, dan mudah dalam mempelajarinya, serta fitur yang cocok untuk upload status teks, gambar, video, adalah media sosial yang berbeda dengan yang lainnya. Instagram, yang khusus upload desain visual, menjadikannya tren di kalangan muda. Google yang menawarkan ketepatan dalam melakukan search, dengan keyword berupa teks, maupun gambar, juga telah menjadi pemimpin dunia di bidangnya. Dan masih banyak lagi platform yang unik yang menjadi pemimpin dunia dibidangnya.
Jadi, fitur-fitur instan yang ditawarkan internet di atas hanya menawarkan kemudahan dan kecepatan, tetapi tidak unik. Orang yang membuat video, mendesain logo, membuat desain kaos, mendesain quotes, dan lain sebagainya, di situs-situs tertentu tidak akan menjadi besar di bidangnya. Karena tidak menawarkan keunikan. Siapa saja yang melakukan hal itu, produknya akan mirip dengan produk orang lain, yang juga melakukan hal serupa. Karena memang situs tersebut tidak menawarkan kelengkapan tool, dan motifnya sangat terbatas. Singkat kata, produk yang dihasilkan dari sana akan generik.
Siapa saja yang ingin menjadi besar di bidangnya, haruslah menghindari generalitas sebuah produk. Dan tentu, hal ini telah disadari oleh mereka yang berambisi untuk memimpin yang lain, menjadi raja di bidangnya. Karena dengan ambisi yang positif, seseorang akan mencari keunikan sebuah produk, dan menjadi kreatif. Hanya orang-orang yang demikian, yang mampu survive di era ini. Dan mereka yang hanya menjadi penikmat teknologi, dengan berbagai fitur instan di dalamnya, akan tertinggal oleh gerbong peradaban, meski sudah berjalan cepat.
Pertanyaan terakhir untuk menutup ulasan ini adalah kita hidup hanya sekali, lantas apa makna yang diberikan oleh “keunikan” bagi kehidupan kita? -Cak Adib-
KOMENTAR