![]() |
Guru besar ilmu manajemen pendidikan, Fatah Syukur, ketika diwawancarai kru IDEApers.com di ruangannya |
Semarang, IDEApers.com –
Guru besar ilmu manajemen pendidikan UIN Walisongo, Fatah Syukur tak merasa kaget dengan wacana full day school yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
"Full day school bukan hal yang baru lagi, model pedidikan seperti itu telah ada di Indonesia. Rencana itu hanya sebagai penarik popularitas Mendikbud sebagai pejabat yang baru saja dilantik," kata Fatah Syukur saat diwawancarai di kantor Dekanat Fakultas Il Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Rabu, (17/08/16) siang.
"Full day school bukan hal yang baru lagi, model pedidikan seperti itu telah ada di Indonesia. Rencana itu hanya sebagai penarik popularitas Mendikbud sebagai pejabat yang baru saja dilantik," kata Fatah Syukur saat diwawancarai di kantor Dekanat Fakultas Il Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Rabu, (17/08/16) siang.
Lebih lanjut Fatah
Syukur mengatakan, seandainya program tersebut benar-benar akan dijalankan maka pemerintah akan menemui berbagai kesulitan, karena setiap sekolah di Indonesia mempunyai karakter sendiri-sendiri yang sulit untuk disamakan.
"Permasalahannya, full day school itu butuh biaya besar, dan
tentunya tidak semua orang tua bisa mencukupinya. Selain itu fasilitas yang
ditawarkan pihak sekolah pun harus lengkap, begitu juga dengan kualitas sumber daya siswanya harus disesuaikan," ungkapnya.
Fatah Syukur
mencontohkan sekolah Nasima Semarang, yang menurutnya memiliki fasilitas yang
memadai untuk menerapkan program itu, sehingga bisa menjalankan program itu sejak 2006. "Sekolah Nasima sudah layak, jadi bisa sukses menerapkannya," imbuhnya.
Sementara itu hal yang lebih penting menurut Fatah bagi pedidikan Indonesia adalah penguatan pendidikan karakter bangsa, berupa penanaman dan
pembentukan karakter
pada anak-anak Indonesia, sehingga harus
ditanamkan sedini mungkin. Ia pun menyatakan bahwa pembangunan
pendidikan bukan hanya terletak pada wilayah pengetahuan saja, namun sikap dari
peserta didik juga harus diperhatikan.
(Rep. Goleng-Kan/Red. Lee)
KOMENTAR