Hai, kau yang di atas
Lantang suaramu membungkang gedung
Gemelegar telak-mu mengguncang kantorku
Hei, kau yang di atas
Bekukah Hatimu?
Butakah matamu?
Tulikah gendang telingamu?
Hei, kau yang di atas
Berbanggalah atas kesuksesanmu
Meruntuhkan dinding-dinding pergerakan
Yang menyuarakan suara pembebasan
Orde Lama- Orde Baru, yang katanya demokrasi
Karena, malam tak sepenuhnya menutup mata kami
Dan, malam adalah suara rintih
Pengekangan, teriakan perlawanan
Yang menjadi do’a, semoga kau lekas binasa
Peluru do’aku kan selalu menemani
Lantang suara, dan langkahmu
Suatu ketika, peluruku menembus kerongkong gorokanmu
menjadikanmu bisu, mati, dan membusuk
Tanpa penghormatan dan beriring do’a
Karena do’a kami telah berubah
menjadi umpatan tak bertepi
Hei, kau yang di atas
_Kinjeng
KOMENTAR