Suasana Launching Majalah "Sarjana untuk Desa" |
Semarang – IDEApers.com, Puluhan mahasiswa berbondong-bondong menghadiri
acara launching dan bedah majalah IDEA edisi ke-38, “Sarjana untuk
Desa”. Acara tersebut dilaksanakan di gedung O Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora, mulai pukul 19:30 WIB (23/03).
Acara tersebut dihadiri mahasiswa UIN Walisongo, yang berasal dari berbagai
kalangan. Mulai dari anggota organisasi kedaerahan, perwakilan lembaga
kemahasiswaan, hingga kru LPM lain dari kota Semarang dan Salatiga.
Mochamad Saifudin, pimpinan umum LPM IDEA 2015, dalam sambutannya
mengatakan bahwa adanya Launching dan bedah majalah ini bisa memberikan
pengetahuan kepada teman-teman Mahasiswa agar mau memperhatikan desanya, karena
desa sebagai salah satu pondasi adanya negara.
“Desa itu pondasi negara, dan Mahasiswa harus tahu dan mau berkerja demi
desanya. Saatnya sarjana pulang ke desanya”. Tegas Saifuddin pada pembukaan launching
majalah IDEA.
Sementara itu, Muhammad Afit Khomsani, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM
FUHUM) mngucapkan selamat atas di Launching majalah IDEA edisi 38, ia
juga berharap agar ke depannya penerbitan majalah bisa sesuai jadwal, tidak
melebihi deadline.
“Saya turut senang dan selamat kepada IDEA, semoga kedepannya bisa lebih baik
dan tidak molor”. Ungkap Ketua DEMA setelah acara.
Ia menambahkan bahwa tema majalah
yang diangkat sudah sangat tepat, sesuai dengan konteks sosial masyarakat yang
ada, dengan adanya tema “sarjana untuk desa” di harapkan mahasiswa mau belajar
dari desa dan menerapkan ilmunya.
Rusmadi Hadiwidjaja, selaku pembedah mengungkapkan kebanggaan atas di
terbitkannya majalah IDEA, di samping sebagai Mahasiswa aktif ternyata mampu
membagi waktunya untuk bisa menulis.
“Dulu saya juga seorang Pimpinan redaksi, bahkan sampai di demo oleh rekan-rekan
kampus sendiri karena telat terbit, dan memang untuk menerbitkan majalah sangat
berat, dengan berbagai masalah”. Ujar Rusmadi, Dosen Jurnalistik FUHUM.
Ahmad Bahruddin, pendiri kelompok belajar Qaryah Thayyibah
Salatiga, dalam materinya mengungkapkan berbagai fakta yang terjadi di lapangan
(pedesaan). Ia menjelaskan bahwa sebenarnya desa memiliki banyak potensi yang
tidak tersadari, bahkan oleh para penduduknya sendiri.
“Jika potensi tersebut dinominalkan, maka akan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Melebihi dana desa yang digelontorkan oleh
pemerintah,” ungkap Penerima Kick Andy Heroes malam tadi. [Rozikan]
KOMENTAR