Masa kuliah
adalah euforia terakhir sebelum kamu mendapat status “tua” oleh masyarakat. Menjadi
warga kampus, selain sebagai wahana pemacu kecerdasan dan keterampilanmu, kampus
juga memiliki harta karun yang bila kamu tidak bisa mendapatkannya, kamu akan
menyesal. Harta karun tersebut adalah “mendapat kekasih pujaan hati”.
Dosa besar
dan akan menjadi penyesalan tak berujung, yang akan mengakibatkan kamu depresi jika mengabaikan pentingnya mendapatkan kekasih saat kamu
masih menjadi mahasiswa. Sebab dari hasil penelitian saya selama
bebarapa jam, ketika nanti kamu telah dinyatakan lulus sebagai sarjana dan kamu masih
juga belum punya kekasih hati, artinya kamu telah menyia-nyiakan kesempatan
yang diberi Tuhan perihal “jodoh”. Jodoh itu tidak turun sendiri seperti air
hujan Vroooh...
Inilah
beberapa alasan kenapa kamu wajib punya pacar sebelum lulus kuliah:
1) Kuliah semakin
bersemangat
Dalam menempuh
pendidikan, hal yang perlu disadari adalah pentingnya motivasi. Ketika duduk di
bangku perguruan tinggi, hampir 90% mahasiswa tinggal jauh dari rumah (kost). Siapa yang
merawatmu saat sakit? Siapa yang menyemangatimu sebelum berangkat kuliah? Siapa
yang memintamu istirahat saat kamu terlalu aktif berkegiatan?
Perhatian dan motivasi
berperan penting di sini. Sepertinya memang mahasiswa rantau yang haus perhatian
ini perlu bahkan wajib memiliki kekasih demi kesejahteraannya dan mengurangi
kekhawatiran orang tua di rumah.
Kekasih berbeda dengan
teman biasa, ia memiliki atmosphere tersendiri, seperti mutiara. Ketika
satu kata “semangat” saja diucapkan, kamu seperti sudah minum ratusan kapsul vitamin, sakit pun bisa sembuh seketika. Jika itu pun didasari cinta dan
motivasi untuk menjadi lebih baik.
Kenapa harus kekasih?
Kalau kamu melakukan hal di atas pada teman sesama jenis, itu malah berbahaya. Akan timbul pertanyaan "apakah kamu LGBT? Oh, no!"
Bagaimana jika
sebaliknya, kekasih malah memperkeruh semangat belajarmu? Tolong pahami, kamu
mahasiswa, kamu pasti bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Cari dan dapatkanlah kekasih yang selalu
memacu semangat kuliahmu.
2) Tidak melihat
parasmu
Mahasiswa sangat identik
dengan pengetahuan yang tinggi dibandingkan yang tukang bangunan. Maka dari itu, parasmu tidaklah terlalu penting. Calon kekasihmu
hanya akan terkagum dengan kecerdasanmu. Akan tetapi, mandi dengan sabun dan
shampo juga penting Vroh... siapa yang mau dekat-dekat dengan orang yang berbau busuk?
Kecuali kamu manusia yang tidak megeluarkan keringat.
Gunakan pengetahuanmu
yang tinggi itu sebagai modal untuk memikat hati calon kekasih, tidak dosa, kok. Sah-sah
saja, malah insya Allah berkah.
3) Tidak melihat
hartamu
Seperti halnya poin kedua,
pacaran di masa kuliah sangat minim dengan adanya motif materi. Jadi, kamu tidak perlu
hawatir jika hanya memiliki motor butut, yang cantik dan ganteng tidak melulu matre, kok. Pacaran di masa kuliah jauh dari kata gengsi, sebab “diskusi sambil
pacaran yang asik adalah di Angkringan” kata teman saya. Entah memang di sana
kita bisa menjiwai semangat mahasiswa yang progresif revolusioner ataukah
memang karena isi dompet yang terlihat kurang bersahabat. wkwk.
Intinya, mahasiswa masih cuek
pada istilah gengsi. Berbeda saat kamu sudah berstatus sarjana, kalau kamu
mengajak kekasihmu ke angkringan bisa jadi esok harinya kamu tidak akan dapat
izin Hangout sama camer. “Sarjana kok nongkrong di angkringan,” kejamm
vrooh..
4) Memahami
makna berjuang
Satu hal yang selalu diajarkan
dari negeri ini adalah tentang
perjuangan, apalagi kamu mahasiswa, kamu pasti detail menjelaskan apa itu
perjuangan. Ketika kamu benar-benar telah memiliki pacar, cobalah untuk belajar
bersama menyatukan presepsi, kemudian kembangkan potensi yang kira-kira bisa
menguntungkan untuk sekarang dan hari depan. Mumpung masih muda dan
bersemangat, sebagai latihan menuju masyarakat nyata dan dewasa.
Menjadi masalah adalah
ketika kamu sudah menjadi sarjana dan baru mengajak berjuang bareng kekasih
barumu. Apa kata calon mertua? “Baru kenal langsung ngajak berjuang bareng,
sudah sarjana lagi. Ampun deh, tolong jangan kebanyakan nonton FTV” calon
mertua ngemeng sambil masak tempe mendoan.
5) Setelah
Menikah Minim terjadi Perceraian
Dapat memahami dan
menerima perbedaan (ikhlas) adalah salah satu hal tersulit dalam hidup.
Begitu pun dalam berpasangan, seringkali perceraian dalam rumah tangga terjadi
disebabkan oleh kurangnya rasa saling memahami dan ikhlas menerima kekurangan
pasangan. Mengapa pacaran sebelum lulus
kuliah menjadi penting? Karena bila empat alasan di atas telah terpenuhi, maka
kamu telah berikhtiyar dalam perkara jodoh yang masih dirahasiakan Tuhan dan
juga menghindari terjadinya perceraian. Sebab dalam masa pacaran, terdapat
proses yang tidak singkat.
Intinya, sampai kamu
dinyatakan lulus sebagai sarjana dan kekasihmu masih setia mendampingimu dan
berjanji melanjutkan hari esok dengan wajar dan lebih baik bersama-sama sampai
tiba waktunya janur kuning melengkung. Kamu telah memiliki modal yang cukup
untuk menjadikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Amin.
Mari pacaran. pacaran yang kreatif,
inovatif, damai, dan produkif. Semoga doa dan usahamu diridhoi Tuhan. Jangan
sampai gelar sarjanamu nanti menjadi bumerang dan musibah karena mendapat gelar
baru “Sarjana Jones Sejati”. [k]
KOMENTAR