![]() |
Dok. Arifin |
Di ruang tamu gereja, mereka dijamu dengan aneka makanan ringan dan kopi. Sambil menyantap hidangan yang disuguhkan, ombrolan santai berlangsung. Didampingi Pendeta Endang Setio Mukti, Pendeta Daniel menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan Touring Religi yang diadakan oleh generasi muda FKUB Jateng.
“Ini akan menjadi andil di masa depan di tengah-tengah situasi Indonesia yang sudah berbeda dengan awal kemerdekaan,” kata Daniel.
Menurutnya, kegiatan generasi muda FKUB merupakan bagian dari menabur benih-benih pluralisme. Kata Daniel, ketika benih-benih pluralisme ditanamkan, maka ia akan tumbuh dan akan menciptakan kedamaian di dunia.
“Kerukunan bukan hanya hiasan di bibir, tapi harus mendarah daging dalam kebersamaan,” tambahnya.
Sebelumnya, seluruh generasi muda FKUB diminta berkenalan satu persatu. Dengan gaya dan ciri khas mereka memperkenalkan diri. Gelak tawa sesekali memenuhi ruangan ketika sebagian dari mereka menampakkan kelucuan. Suasana hangat dan santai terjadi Siang itu.
Pendeta Daniel bercerita banyak hal, salah satunya mengenai kota Salatiga yang dinobatkan sebagai kota toleran nomer dua. Bagi dia, merupakan sebuah kebahagiaan karena Salatiga bisa menjaga toleransi antar umat beragama.
Namun, Lanjut dia, di satu sisi ia khawatir jika tidak bisa menjaganya karena toleransi harus disertai dengan tanggung jawab luar dalam, antara perbuatan dan pemahaman. “Atas penobatan itu, semoga betul Salatiga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain,” imbuhya.
Meskipun demikian, ia tidak menampik bahwa kota-kota lain juga telah menjunjung tinggi pluralisme.
Ia Juga bercerita mengenai organisasi-organisasi lintas iman yang ada di Salatiga seperti Forum Shobat, Forum Shobat Muda dan Wacana Lintas Iman. Dia berharap, agar generasi muda FKUB juga bisa bersinergi dengan organisasi-organisasi tersebut.
Sebagai informasi, kunjungan ke GKJTU merupakan rangkaian agenda Touring Religi generasi muda FKUB Jateng. Selain GKJTU, kegiatan yang diikuti oleh generasi muda agama-agama ini mengunjungi juga Klenteng dan Goa Maria di Ambarawa.
(Arifin/Kontributor IDEA)
KOMENTAR