Rabu (25/3), Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) menggelar Seminar Nasional dengan tema “Islam Dalam Benturan Peradaban; Proyeksi Pecahnya NKRI”, Acara yang diadakan di Audit 1 lantai 2 Kampus 1 Uin Walisongo tersebut, mendatangkan narasumber As’ad Said Ali, wakil ketua PBNU sekaligus wakil ketua Badan Intelejen Negara (BIN) (1999-2014) dan Fadlolan Musyafa, ketua ikatan intelektual timur tengah, Acara Juga dihadiri oleh perwakilan Majelis Ulama Afganistan, Fazal Ghani Kakar dan Ahmad Zin Anwar, puluhan civitas akademik dari beberapa perguruan tinggi di Semarang, dan beberapa mahasiswi dari Afganistan yang belajar di Unwahas.
Presiden KSMW, Ahmad Muqsit menjelaskan bahwa selama balapikir KSMW masih ada, maka mereka akan selalu mengangkat dan mengkritisi isu-isu lokal maupun internasional sebagai upaya mempertahankan keutuhan NKRI. “Mengangkat Isu-Isu adalah hal penting,” ungkapnya.
Rektor Uin Walisongo, Muhibbin, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema yang diangkat dalam seminar sangat menggelitik. “karena memprediksi pecahnya NKRI, tapi mudah-mudahan tidak terjadi,” terangnya.
Dalam menyampaikan materinya As’ad Sa’id Ali sering menyinggung ISIS. Menurutnya, tujuan ISIS selama dua tahun ini adalah berusaha menyebarkan doktrinnya kebeberapa wilayah. Selain itu, apa yang dilakukan ISIS dengan Jihad adalah salah. Jihad seharusnya berani hidup dijalan Allah bukan berani mati.
“Kita ingin supaya masyarakat tidak terpancing dan terpengaruh oleh gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan jihad. Saya yakin ISIS tidak akan berkembang di Indonesia karena asalmula Indonesia tidak radikal,” tambah As’ad Sa’id Ali.
Melengkapi As’ad Sa’id Ali, Fadlolan Musyafa mengatakan bahwa radikalisme dan terorisme yang berusaha mendirikan khilafah islamiyah adalah tidak tepat, karena dalam al-Qur’an dan Hadis tidak ada yang menerangkan bentuk negara Islam. “Nabi pun hanya mengajarkan persatuan/ukhuwah Islam,” jelasnya.
Fadlolan menambahkan bahwa aneh jika orang Indonesia ingin belajar budaya Timur Tengah, sedangkan mereka ingin belajar damainya Islam di Indonesia.
Sedangkan Fazal Ghani Kakar dan Ahmad Zin Anwar mengatakan, mereka terinspirasi NU Indonesia, dan kagum dengan pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. (Imam/Bagus)
KOMENTAR