![]() |
Aksi yang dilakukan oleh PMII IAIN Walisongo, Rabu (27/11). (Foto: Misbah) |
IAIN-Idea News - Rabu (27/11), gerbang kampus tiga tertutup oleh aksi yang dilakukan Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat IAIN Walisongo Semarang. Aksi ini
dilakukan sebagai bentuk rasa nasionalisme terhadap bangsa atas kasus
penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia. Aksi dilakukan dengan maksud
mengajak agar para mahasiswa memanamkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa pada
diri mereka.
Sabiq, Koordinator
Lapangan (KORLAP) aksi, dalam orasinya, mengkritik sikap pemerintah Indonesia yang
tidak mampu bersikap tegas menyikapi kabar tentang pemerintah Australia yang melakukan
penyadapan alat komunikasi seluler terhadap presiden dan tokoh-tokoh penting Indonesia.
Ia menceritakan bahwa Australia sering membuat kerusuhan politik. Australia
dulu pernah memaksa mantan Presiden Habibie memutuskan penyelenggaraan
memorandum, yang menjadi dasar politik Timor Leste untuk memisahkan diri dari
pangkuan NKRI.
“SBY seharusnya memberikan
teguran keras kepada pemerintah Australia yang telah dengan nyata melakukan
pelanggaran kedaulatan dengan aksi rahasia yang terbongkar beberapa waktu lalu
itu,” tegas Sabiq.
Tuntutan juga dilontarkan oleh, Triad, Ketua Komisariat PMII. Ia berkata bahwa surat yang dikirimkan
hanya berisi pernyataan pemerintah Australia yang tidak akan mengulangi
tindakannya tersebut. Ia juga meminta agar Indonesia meninjau ulang hubungan
diplomasi dengan Australia.
“PMII
mengatasnamakan bangsa Indonesia menuntut, agar pemerintah Australia meminta
maaf kepada seluruh rakyat Indonesia secara resmi,” teriak Triad.
Dalam demo tersebut, ditampilkan aksi teatrikal pembakaran lambang serta simbol Australia yang
dilakukan sebagai wujud kecaman PMII mengutuk Australia. Aksi yang dikawal
aparat kepolisian dan diikuti sekitar 100 massa itu berlangsung lancar tanpa
aksi anarkis. [Fifit/IDEA].
KOMENTAR