Potret Rizal bersama ayah, dosen serta beberapa rekannya dalam acara pelepasan wisudawan UIN Walisongo Semarang pada Sabtu, (08/02/25). |
Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Muhammad Rizal Khan Nabhan (24) mengikuti acara wisuda dengan bantuan kursi roda.
Hal ini terjadi saat UIN Walisongo Semarang menggelar acara pelepasan wisudawan S-1 ke-95 digedung Auditorium Ismail Yaqub Kampus III pada, Sabtu (08/02/25).
Meski harus menggunakan kursi roda Rizal tetap datang dalam acara pelepasan wisuda tersebut. Kedatangannya mendapat sambutan hangat dari rektor, dosen serta rekan wisuda lainnya. Dukungan tersebut membuatnya tak mampu membendung air mata saat menuju panggung, diiringi tatapan haru dan tepuk tangan meriah dari semua yang hadir dalam acara tersebut.
Rizal, mengatakan sebelumnya ia sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan Skripsi dan Ujian munaqosahnya. Namun, berkat bimbingan para dosen serta dokter yang merawatnya, akhirnya ia berhasil sampai di titik saat ini dengan nilai yang memuaskan.
“Sempat down dan tidak mau melanjutkan skripsinya, tetapi dari pihak Kepala Jurusan terus memberikan dukungan dan alhamdulillah jalan menuju wisuda dipermudah,” kata ayah Rizal, Mukhsin saat berada di aula Gedung TGK. Ismail Yaqub.
Semangat dan dukungan dari keluarga juga menjadi penyemangatnya untuk menyelesaikan perkuliahan. Mukhsin mengatakan, Rizal merupakan mahasiswa yang cerdas dan aktif di bidang akademik maupun non akademik.
“Sebelum kejadian, dulu Rizal ini sempat menjuarai kejuaraan Informasi Teknologi (IT) pada tahun 2019, serta selama di bangku perkuliahan dirinya ikut dan aktif di UKM Ristek,” ujarnya.
Baca Juga : 4 Beasiswa Ini Buka Pendaftaran Sampai Februari 2025, Buruan Daftar!
Kronologi Penyakit yang Diderita Rizal
Dalam penjelasannya, Mukhsin mengatakan, pada awal 2021 tepatnya di bulan September, Rizal tiba-tiba mengalami pingsan. Setelah dilarikan ke Rumah Sakit, Dokter mengukapkan Rizal mengalami pendarahan otak sebelah kiri sehingga pembuluh darah otaknya pecah. Hal ini lah yang menyebabkan sebagian tubuh Rizal bagian kiri mengalami kelumpuhan.
“Pada awal-awal pendarahan tersebut, untuk berjalan, berdiri bahkan bicara itu tidak bisa. Namun setelah kita terapi kebeberapa tempat dan kita latih sedikit demi sedikit untuk berjalan dan berdiri hingga akhirnya ada perubahan signifikan," jelasnya.
Nahas, belum sempat sembuh total, Rizal mengalami pendarahan untuk kedua kalinya.
"Setelah delapan bulan dari kejadian itu, Rizal mengalami pendarahan lagi dengan penyakit yang sama tetapi lebih parah dari sebelumnya. Sempat kami rujuk ke Rumah Sakit Sultan Agung. Namun, karena kurangnya alat medis, Rizal saya bawa ke Rumah Sakit Kariadi," ungkap Mukhsin dengan mata berkaca-kaca.
Di Rumah Sakit Kariadi, kata Mukhsin, Dokter mengatakan bahwa Rizal ini tidak bisa dioperasi karena penyakit yang diidapnya sudah menempel seperti toh (tanda lahir).
"Jika penyakit tadi berbentuk benjolan itu masih bisa dioperasi tapi ini sudah menempel di bagian perut, bentuknya mirip dengan tanda lahir anak yang berwarna coklat dan jika dipaksakan untuk operasi, nanti hasilnya fatal," tuturnya.
"Saran dari dokter, Rizal ini tidak boleh berpikir keras, harus didampingi selalu agar rileks dan juga tidak boleh angkat berat," tambahnya.
Disisi lain, Rizal sempat tidak terima dan mentalnya terguncang, dirinya sedih karena hanya bisa duduk dan melihat saja, tapi berkat kesabaran serta komitmen yang terus dipegang, akhirnya bisa mengantarkannya ke panggung wisuda.
Lanjut, wisudawan asal Pati itu berpesan agar mahasiswa terutama dari jurusannya untuk tidak mudah menyerah pada keadaan dan terus semangat meski dalam keterbatasan.
“Jangan biarkan tantangan menghalangi impian kalian. Teruslah berjuang, ikuti alurnya, dan insyaallah akan ada jalan yang lebih baik,”. [Rep. Sinray/Red. Zaqia]
KOMENTAR