Rektor UIN Walisongo Ingatkan Tantangan Era Digital bagi Lulusan Baru

 

Semarang, IDEAPERS.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan gelaran wisuda S1 yang ke-94 dan S2 yang ke-61 sebanyak 558 wisudawan, yang terdiri dari 528 orang (S1) dan 30 orang (S2), pada periode November di auditorium II kampus III.

Sampai saat ini, sejak tahun 1970, UIN Walisongo berhasil telah meluluskan mahasiswa sebanyak, 474 orang (S3), 2.358 orang (S2), 51.719 orang (S1), 1.375 orang (Ahli Madya), dan 105 orang (Ahli Muda), pada Sabtu (02/11/24).

Wisudawan terbanyak UIN Walisongo periode November tahun 2024 diurutkan dari FSH terdapat 113 wisudawan yang terdiri dari 109 orang (Sarjana) dan 4 orang (Magister), dari FITK terdapat 104 wisudawan yan terdiri dari 94 orang (Sarjana) dan 10 orang (magister).

kemudian FDK terdapat 76 wisudawan yang terdiri dari 70 orang (Sarjana) dan 6 orang (Magister), selanjutnya FST terdapat 69 wisudawan (Sarjana), dari FEBI terdapat 68 wisudawan yang terdiri dari 66 orang (Sarjana) dan 2 (Magister), 

Di susul FUHUM terdapat 45 wisudawan yang terdiri 49 orang (Sarjana) dan 6 orang (Magister), Terakhir FPK terdapat 43 wisudawan (Sarjana) dan dari FISIP terdapat 28 wisudawan (Sarjana).

Pada periode November 2024 ini terdapat dari delapan wisudawan terbaik, dengan indeks prestasi tertinggi mencapai 3,97 diraih oleh mahasiswa sarjana FST, Khoirul Adib, indeks prestasi 3,94 yang diraih oleh mahasiswa sarjana FITK, Viosa Vironika Santika, dan indeks prestasi 3,93 yang diraih oleh mahasiswa sarjana FSH, Maulana Anwar.

Transisi Pendidikan 

Rektor UIN Walisongo, Nizar Ali mengatakan mengenai proses pembelajaran dalam perjalanan hidup. Beliau mengatakan bahwa tujuan dari perguruan tinggi tidak hanya wisuda.

“Wisuda bukan segala-galanya melainkan hanya ceremony kelulusan, lebih dari itu wisuda mengandung makna yang mendalam tentang perjalanan hidup, tanggung jawab dan proses transformasi diri,” ujarnya

Ditambah perjalanan panjang serta penuh tantangan katanya ada pengorbanan, ketekunan dan konsistensi untuk mencapainya. Menurutnya untuk tetap menghargai perjuangan proses yang sudah dilewati.

"Fase transisi yang mengiringi dari mahasiswa menjadi individu yang siap berkarya di dunia nyata. Kampus UIN Walisongo inilah yang telah menjadikan ladang bagi kita untuk bertumbuh, berkembang," tutur Nizar.

Lebih lanjut, transisi perubahan menjadikan revolusi industri yang semakin pesat, maraknya teknologi digital, kecerdasan buatan dan automasi telah mengubah proses produksi, mengoptimalkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia. 

"Jika terus dibiarkan begini, mayoritas manusia yang menggunakan daya pemikirannya akan semakin sedikit, sehingga tidak ada kreativitas yang berkembang dan tumbuh karena manusia sudah diperbudak konsumsi teknologi instan tersebut," pungkasnya.

[Rep. Sabrina/Red.Hex]