Semarang, IDEAPERS.COM – Majelis Wali Amanat (MWA) se Indonesia dari unsur mahasisswa mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) di Lantai 2 Gedung SA-MWA Universitas Diponegoro selama dua hari pada Sabtu-Minggu (31-1/08-09/24).
Forum tersebut diikuti oleh 13 delegasi dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) diantaranya dari Universitas Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Syah Kuala (USK) dan Universitas Padjadjaran (Unpad).Lalu terdapat Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (Unand), Universitas Terbuka (UT), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Airlangga (UNAIR) hingga Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Dalam surat undangan yang ditandatangani oleh Ketua Pelaksana Forum Musyawarah Nasional Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa Seluruh Indonesia, Faiza Aurelian Widoyoko, dalam Munas tersebut membahas empat poin diantaranya;
Pertama, permasalahan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Perguruan Tinggi. Kedua, permasalahan bantuan pendanaan perguruan tinggi negeri berbadan hukum.
Ketiga, permasalahan anggaran pendidikan sebesar 20%. Terakhir, permasalahan rancangan peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Namun menurut MWA unsur mahasiswa dari USK, Muhammad Wildan Gunarya, mengatakan, terdapat satu poin penting yang menjadi pokok pembahasan.
”Fokus kami pada poin policy brief yang tentang kebijakan peraturan pemerintah terkait dengan anggaran pendidikan. Itu fokus kami utama tapi ada beberapa tambahan bahasan,” ucapnya.
Kemudian MWA unsur mahasiswa dari UNNES, Ahmad Hammam Burhanudin, menambahkan, Munas tersebut juga membahas pendidikan yang dianggap bukan sebagai kebutuhan utama.
“Bagaimana kita memandang forum unsur mahasiswa di dua hari ini di RPP Dikti. Yang kedua bagaimana pandangan kita mengenai fokus isu kenapa pendidikan menjadi bagian pendidikan tersier dalam hal ini adalah pendidikan tinggi,” tambahnya.
Selanjutnya, Naufal Aziz Rosul Sayyaf, selaku Ketua MWA unsur mahasiswa dari Undip sekaligus koordinator forum MWA menjelaskan, hasil dari Munas tersebut akan disampaikan kepada yang berwenang.
“Berbagai pasal pengin revisi dari kesepakatan unsur mahasiswa. Jadi nanti kan hasilnya berupa policy brief yang kemudian nanti harapannya bisa disalurkan kepada pihak terkait. Dalam hal ini stakeholder-stakeholder yang dipersoalkan,” jelasnya.
Adapun kelanjutannya, Aziz menginginkan setiap perwakilan MWA yang hadir akan mengaudiensikan hasil Munas pihak PTN-BH di masing-masing kampus.
“Ya insyallah kita sampaikan ke bantek secara vertikal maupun horizontal. Dan nanti dari Universitas Diponegoro selaku koordinator tuan rumah akan melakukan secara vertikal tentu dengan kawan-kawan yang ada” ujarnya.
Terkait kepastian waktu audiensi, Aziz mengaku belum bisa memastikan. Karena kata dia, masih akan ada kelanjutan diskusi secara online.
“Kita handle di waktu yang akan datang. Karena kita akan ada diskusi secara daring tanggal 9 September,” terangnya.
Aziz juga berharap, forum Munas MWA se Indonesia dapat mempererat mahasiswa antar universitas yang berstastus PTN-BH. Serta, lanjut Aziz, menjadi tempat untuk saling tukar pendapat dalam kelanjutan pendidikan.
“Kami juga berharap keberlangsungan pendidikan di Indonesia bisa didengarkan dari spektur mahasiswa itu sendiri dan itu melalui MWA unsur se Indonesia,” tuturnya.
“Harapnnya menjadi tempat untuk berdiskusi dan berdialektika dengan mahasiswa-mahasiswa MWA se Indonesia dengan tanda kutip uinv PTN-BH yang sekarang di pimpin oleh ITS dan Undip seperti,” pungkasnya.
[Rep. Ayu,Juli/Red. Zidan]
KOMENTAR