![]() |
Pamflet pengumuman acara Saresehan UKM FUHum |
Semarang, IDEAPERS.COM - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) gagal menggelar sesi tanya jawab pasangan calon (Paslon) ketua dan wakil Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas, Hava Haniva Ariantara dan Izza Nuril Wafa, di panggung Budaya kampus II UIN Walisongo, pada Minggu (26/11/23) pukul 15.00 WIB.
Hingga pukul 16.30 WIB, forum tanya jawab bertajuk "Sarasehan UKM FUHum" ini tak kunjung dimulai. Di sisi lain, sejumlah perwakilan dari UKM FUHum telah tiba di lokasi acara, sebut saja perwakilan teater Metafisis, USC, ULC, RGM, LPM IDEA, hingga JHQ.
Salah satu inisator acara, Naufal Rizqi Herdiyansyah, menceritakan kronologis batalnya sarasehan UKM FUHum. Ia mengungkap telah menghubungi pihak calon ketua DEMA-F, Hava Haniva Ariantara via whatsapp.
Selama proses komunikasi, ia mengklaim tidak mendapatkan penolakan dari Hava. Namun, ia mengungkapkan ketika menanyai kesepakatan jam pelaksanaan, pihaknya tidak lagi mendapatkan jawaban, sehingga pihak UKM memutuskan waktu pelaksanaan sendiri.
"Dari calon nggak ada penolakan, cuma jawab 'umum kan?' aku jawab 'iya umum'. Terus 'jam berapa?' aku jawab 'kamu maunya jam berapa?. Kalau nggak jawab nanti kami yang menentukan jam'. Dia nggak jawab, akhirnya ya aku balas 'jam 15 ya'. Aku anggap sebagai iya, tapi gak spesifik bilang iya," ungkap Wisky, sapaan akrabnya, kepada kru IDEAPERS.COM.
Keputusan yang di ambil pihak UKM, kata Wisky, dilakukan lantaran masa kampanye yang sangat singkat, yakni satu hari.
Selain itu, pihaknya mempertimbangkan debat kandidat paslon Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) DEMA FUHum tahun lalu. Ia menilai debat resmi yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM) tahun 2022 lalu tidak dirasakan secara masif oleh mahasiswa, khususnya bagi pihak UKM.
"Karena saya dapet info dari PKM kalau kampanyenya cuma hari ini. Dan ini ndadak banget kan, karena sebelumnya (diumumkan) itu kampanye kan 3 hari kan," ungkap mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi (TP) itu.
"Sebenarnya yah, saya melihat debat KPM kemarin kurang dirasakan hasil debatnya sama temen-temen UKM khususnya. Mahasiswa itu kurang banyak yang mengetahui hasil debat dan kurang banyak mahasiswa yang mengikuti debat resmi dari KPM yang kemarin," lanjut Wisky.
Namun demikian, ia berharap pimpinan DEMA FUHum nantinya dapat menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dengan UKM Fakultas.
"Harapan saya untuk calon ketua dan wakil Dema (fakultas), jangan terlalu eksklusif ketika mau diajak ngobrol sama mahasiswa UKM maupun umum. Karena kalian yang menjadi perwakilan mereka (UKM F)," tegas lurah UKM Teater Metafisis ini.
Baca Juga: Berikut 6 UKM yang Harus Diketahui Maba
Selain Wisky, salah satu perwakilan sarasehan UKM FUHum dari Ushuluddin Sport Club (USC), Ziyadh Ibrahim mengungkapkan urgensinya sesi tanya jawab dalam acara tersebut. Ia menilai Sarasehan ini menjadi jembatan komunikasi antara pihak DEMA dan UKM nantinya.
Pasalnya, ia mengungkapkan pimpinan DEMA-F sebelumnya tidak memiliki komunikasi yang masif kepada keenam UKM di FUHum.
"Saya pribadi sebagai ketua USC, DEMA tidak memiliki komunikasi yang kuat terhadap UKM-UKM, jadi diadakannya kegiatan saresehan ini dapat membuka komunikasi kedepannya sekaligus apa yang akan dibutuhkan anak UKM nantinya dan mau membersamai anak UKM," ungkapnya.
Tanggapan Calon Ketua DEMA FUHum
Menanggapi ketidakhadirannya dalam Sarasehan UKM, calon ketua DEMA FUHum, Hava Haniva Ariantara mengungkapkan belum memutuskan secara langsung ketersediaannya.
"Sebenarnya dari Wisky sudah ngabari, tapi aku gak bilang iya sama sekali. Terus tiba-tiba dia sudah menentukan hari dan tanggal. Kaya gitu," ungkapnya melalui panggilan whatsapp, pada Minggu malam (26/11/23).
Ia mengaku tidak memiliki wewenang untuk memutuskan hadir dalam Sarasehan UKM FUHum. Sehingga, ia menilai pihak UKM seharusnya juga berkomunikasi dengan demisioner ketua DEMA dan Senat Mahasiswa (SEMA) FUHum, Umi Hanifah dan Hikmatul Abrar.
"Pertama, aku belum fiks jadi ketua DEMA (fakultas). Kedua, ketika mereka ingin melakukan hal (acara) seperti ini. Mereka seharusnya berkoordinasi juga dengan ketua DEMA dan SEMA (Fakultas) yang lama seperti mba Umi atau mas Abror. Karena mereka belum menerima serah jabatan, kan cuma baru demisioner, " terang mahasiswi Akidah dan Filsafat Islam (AFI) itu.
Ia berpesan kepada pihak UKM untuk tidak terburu-buru dulu. Pasalnya, ia mengklaim acara kumpul bersama antara DEMA dan UKM akan tetap dilaksanakan.
"Pelan-pelan, jangan grusa-grusu, semuanya butuh konfirmasi dulu. Gitu sih. Nanti pasti kok, kita buat kumpul Ormawa (Organisasi Mahasiswa) FUHum termasuk UKM, HMJ yang ada di Ushuluddin," pungkasnya. [Rep. Ayu/Red. Riska]
KOMENTAR