Potret mahasiswi Akidah dan Filsafat (AFI), Agustina Intan Salsabila (Sumber: Pribadi) |
Untuk pekerjaan part time, Intan bekerja di salon kecantikan Nail Art (menghias kuku) sembari berkuliah. Selain itu, ia juga membuka freelance di bidang kecantikan seperti jasa Lashlift dan Brow threadhing (seni alis), Make Up Artist (MUA), hingga job Modeling.
Impian menjadi modeling, kata dia, bermula dari keinginan sang Ibu (alm) menjadikan anaknya model. Baginya, hal itu memberikan semangat untuk serius merintis karir di bidang ini.
"Ayah sudah meninggal sejak aku kelas empat Sekolah Dasar (SD), sedangkan Ibu meninggal ketika aku kelas enam SD," ungkap Intan, kepada Kru IDEAPERS.COM (19/09/23).
Baca Juga : Maskot Cantik FUHum Kenakan Gaun Nuansa Laut dalam PBAK 2023
"Ibu pengen banget aku jadi model, dulu belum mau. Tapi pas udah besar kok ngerasa nggak ada yang aku bisa banggain buat orangtua, masa mereka udah nggak ada, aku nggak melakukan sesuatu," sambung peraih Top 3 Miss Hijab Jawa Tengah itu.
Saat ditanyai kesulitan yang sering dijumpai, Intan mengatakan menghadapi kemauan custumer menjadi tantangannya tersendiri dalam pekerjaannya.
"Kesulitan saat make up ataupun nail art, itu tuh saat menghadapi customer. Biasanya ketika sudah diberikan sesuai syarat dan lain-lain, mereka malah minta ini itu," ujarnya.
Walaupun sibuk bekerja, Intan mengaku tetap memprioritaskan kewajibannya sebagai mahasiswa, seperti tidak mengambil freelance yang berbarengan dengan jadwal kuliahnya.
"Kalau ada bentrok sama kuliah atau aku ada tugas, mau enggak mau aku enggak ngambil (job freelance)," katanya.
Mahasiswa asal Pati ini mengaku penghasilan yang ia dapatkan dari part time mencapai Rp1 juta. Sedangkan omset freelance, katanya, cenderung tidak menentu lantaran tawaran pekerjaan di momen tertentu saja.
"Job kayak gitu (freelance) kalau rame ya rame kalau enggak ya engga, mungkin 500an ada. Misalnya lagi sepi, kadang nggak ada job sama sekali. Lashlift dan Brow threadhing biasanya aku ambil di hari-hari besar. Misalkan di idul fitri atau akhir tahun itu bisa sampe 600-700 sih, nggak pasti sih untuk usaha sendiri. Itu tergantung aku mau ambil job atau engga," terangnya.
Dari total pendapatan part time dan freelance ini, ia manfaatkan untuk biaya kuliah, sewa kos, hingga kebutuhan survive selama di Semarang.
"Aku engga ada kiriman dari keluarga siapa pun, karena emang bener-bener aku hidup di Semarang ini ya dari hasil kerjaku sendiri," akunya.
Gadis berparas cantik ini mengaku tidak kesulitan saat mengatur waktu antara bekerja dan kuliah. Lebih lanjut, katanya, ia telah mengatur pemesanan jadwal kuliahnya terlebih dahulu, salah satunya dengan mengosongkan satu hari tanpa kuliah.
"Biar ga bentrok, biasanya ketika KRS-an di awal semester, aku memilih satu hari untuk libur kuliah dan mengisinya dengan pekerjaanku. Kalau misal ada bentrok pun, aku antisipasi dengan tukar shift (part time) dengan teman," kata perempuan pemilik akun instagram @intanmakeupp__
Ia mengaku menikmati perjalanan karir freelance yang baru ia rintis ini. Tidak sendiri, ia turut didukung oleh kekasihnya dengan berkolaborasi profesi.
"Pacarku itu freelancer fotografer juga, kita ketemu di telegram. Trus ngerasa cocok, aku juga suka foto-foto. Dia juga punya instagram yang isinya hasil dari fotografi itu, nama akunnya @ham_multimedia. Aku juga didukung saat mau menjadi MUA. Disuruh ikut kelas make up, dia yang bayarin. Terus ya udah ngerintis bareng," jelasnya.
"Tapi belum sampai ke tahap Wedding Organizer gitu, baru sampe kolaborasi aja", lanjutnya.
Meski kini masih merintis, Intan mengungkapkan keseriusannya untuk mengembangkan karir dalam bidang jasa kecantikan.
"Aku ingin seriusin untuk jadi MUA dan buka salon. Tapi salonnya ada dua, yang pertama salon khusus kecantikan, yang kedua salon buat attire dan job wedding gitu" harap dia.[Rep. Hava Ariantara/Red. Riska]
KOMENTAR