 |
| Kepala Jurusan (Kajur) Matematika, Emy Siswanah saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM |
Kepala Jurusan (Kajur) Matematika, Emy Siswanah mengatakan adanya penjadwalan ujian sempro itu, dilakukan agar mahasiswa termotivasi untuk memulai mengerjakan skripsi.
"Kita jadwalkan sendiri sempronya, jadi kita tidak menunggu mahasiswa mendaftar. Tapi kita mem-push mahasiswa, kita jadwalkan tanggal ini, bulan ini," jelasnya saat didatangi Kru IDEAPERS.COM, pada Selasa (3/4/23).
Adanya jadwal sempro itu, ungkap Emy, menjadi dorongan terhadap mahasiswa untuk menyelesaikan proposal skripsi hingga tuntas. Sehingga, lanjutnya, mahasiswa bisa segera melaksanakan sempro.
"Jadi setelah tahu jadwalnya, mereka harus bisa bimbingan dengan pembimbingnya. Kemudian sesuai dengan jadwalnya, mereka mau enggak mau harus ujian, dan mereka sudah menyelesaikan bimbingan dengan pembimbingnya, setelah itu baru ujian (sempro)," ungkapnya.
Proses menentukan judul proposal skripsi, kata Emy menjadi kewenangan dosbing yang bersangkutan. Ia mencontohkan, pergantian judul bisa saja dari variabel atau metode penelitian.
Sehingga, kata Emy, mahasiswa tidak benar-benar mengulang proposal skripsi dari awal hingga akhir.
"Misalnya pada saat konsultasi dengan pembimbing, di rasa 'oh kayaknya lebih baik menggunakan variabel yang ini, berati diganti dengan variabelnya. Ataunya 'oh lebih baik ditambahkan variabelnya' ditambahkan variabelnya itu bisa saja, kemudian metodenya misalnya metodenya apa, berarti kan yang diganti tinggal metodenya saja. Bisa jadi seperti," ungkapnya.
"Mungkin mengganti metodenya kah atau menambahkan variabelnya kah atau mengurangi variabelnya, jadi tidak bener-bener mengulang dari awal," jelasnya.
Menurut Emy, adanya kebijakan dalam membuat jadwal sempro ini telah berhasil diterapkan kepada mahasiswa tingkat akhir.
"Selama ini yang kemarin 2019 itu proposalnya udah pada jadi semua. Proposalnya sebenarnya udah jadi lama dan di jadwalkan bulan Desember dan Januari. Dan pada saat ujian ya udah jadi," ucapnya.
Ia menilai perbedaan hasil proposal skripsi antar mahasiswa, bisa dilihat dari seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap penelitiannya.
"Mungkin perbedaannya ada di pemahaman tentang proposalnya, maksudnya mahasiswa satu dengan mahasiswa lain itu sudah pasti ya, itu perbedaannya biasanya bukan karena proposalnya belum lengkap, bukan, tapi lebih ke pemahaman tentang apa yang mereka lakukan," jelasnya.
"Nanti dia perlu lebih memperdalam lagi," lanjutnya.
Emy juga menyatakan bahwa pemahaman mahasiswa menjadi faktor penilaian dalam penilaian kelulusan ujian sempro mahasiswa.
"Kalau mungkin mempengaruhi penilaian iya. Pada saat proposalnya sudah jadi berati mereka sudah siap untuk penelitian, jadi sudah bisa lanjut ke tahap selanjutnya," ujar
Tanggapan Mahasiswa
Sementara itu, salah satu mahasiswa prodi Matematika semester delapan, Aries Cahya Alfarabi menceritakan pengalamannya dalam menyesuaikan kebijakan penjadwalan sempro ini. Katanya, mahasiswa diberi waktu tiga sampai empat bulan untuk menyelesaikan proposal skripsi dan diujikan saat sempro yang telah dijadwalkan.
"Pas bulan oktober 2022 kemaren kaprodi (atau kajur) ngumumin kalo setiap mahasiswa Matematika angkatan 2019 udh dijadwalkan buat sempro bulan januari sampai februari, nah sebelum jadwal sempro mahasiswa harus selesaiin proposal dan harus dapet acc dari dosbing buat sempro, terus sempro sesuai jadwal," tuturnya saat diwawancarai Kru IDEAPERS.COM secara online, pada Selasa (11/4/23).
Sebelum dijadwalkan, Aries menjelaskan mahasiswa diminta untuk menyusun proposal skripsi sejak semester enam setelah mendapatkan mata kuliah (makul) Kolokium. Nantinya, kata dia, makul itu menjadi simulasi dalam pembuatan proposal skripsi.
"Makul itu (Kolokium), semua mahasiswa mulai belajar cara nyusun proposal mulai dari bab 1 sampe bab 3, waktu makul ini mahasiswa juga udah disuruh ngajuin judul buat tugas akhir. Terus habis acc judul ditentuin dua dosbing dari prodi," jelasnya.
"Di akhir makul itu juga ada semacam presentasi proposal yang udah dibikin selama satu semester di depan dosen pengampunya langsung buat latihan sidang proposal," tambahnya.
Terkait jadwal bimbingan, kata dia, hampir setiap minggu mahasiswa dijadwalkan untuk bertemu Dosen Pembimbing (dosbing). Hal itu dilakukan secara berkelanjutan, mulai awal pengerjaan skripsi hingga tahap bab empat.
Lebih lanjut, Aries menceritakan sempat mengalami kesulitan selama bimbingan lantaran dosbing meminta untuk mengganti judul skripsi sesuai keinginannya. Ia mengaku sempat mengganti judul sebanyak tiga kali.
"Kendala yang aku alami, yang pertama sempet 3 kali ganti judul karena kurang sesuai dengan keinginan dosbing, terus yang kedua karena judulku tentang komputasi, jadi dosen nyaranin nyusun skripsi bukan pake msword tapi pake overleaf atau latex. Jadi masih perlu belajar pake bahasa pemprograman yang ada di latex," ungkapnya.
Selanjutnya, ia mengatakan judul skripsinya diganti berdasarkan variabel dan metode yang digunakan.
"Aku kan ada dua dosbing, dosbing 1 revisi judulnya cuma ganti variabel aja, terus yang dosbing 2 ini yang ada revisi judul ganti metode soalnya beliau yang paham metode yang aku pake kurang layak buat skripsi," lanjutnya.
Saat itu, Aries mengaku cukup kewalahan menyelesaikan proposal skripsi apalagi ujian sempro sudah ditentukan tanggalnya.
"Karena udah ditentuin jadwalnya jadi agak ngos-ngosan ngejar deadline dan dapet acc dari dosbing," ucapnya. [Rep. Riska/Red. Dian].
KOMENTAR