Urgensi Literasi Digital di Era Konten Video


Konten video di era digital telah merajai jagat media sosial. Melansir dari kompas.id, Tubefilter menyatakan pada 2019, setiap menit ada 500 jam unggahan video baru ke Youtube. Data lain dari Hootsuite menunjukkan, 500 juta akun Instagram menggunakan Instagram Stories setiap hari dengan konten foto atau video berdurasi pendek.

Selain itu, sebanyak 91 persen pengguna Instagram di dunia menonton video setiap minggunya.

Pengguna Youtube rata-rata menghabiskan 23,7 jam setiap bulan untuk menonton video. Sementara pengguna Tiktok rata-rata menggunakan aplikasi ini selama 19,6 jam per bulan. Untuk Snapchat, rata-rata setiap orang menghabiskan 3 jam per bulan untuk berinteraksi dengan konten di Snapchat.

Konten video berdurasi pendek saat ini sukses membius perhatian ruang maya seperti video Tiktok, reels Instagram maupun short video youtube. Data dari kompas.id pun menyebutkan sejak Desember 2021, Tiktok menduduki peringkat pertama sebagai domain yang paling sering dikunjungi.

Suksesnya konten video di dalam culture digital juga tidak lepas dari bentuk dan isi konten yang disediakan oleh format video tersebut. Kita bisa menonton berbagai konten menarik tentang make-up, food, fashion dan lain sebagainya, dengan durasi video yang relatif singkat, hanya berkisar 60 detik. Hal ini membuat penonton merasa tidak bosan saat menonton video lantaran adanya visual dan iringan musik yang menarik.

Selain menonton, kita juga bisa berkreasi membuat video dengan templet yang disediakan oleh setiap aplikasi. Memilih model transisi hingga sound music untuk editing. Selain lebih mudah, kita juga bisa mengikuti video yang sedang trend.

Melalui konten video kita juga bisa berinteraksi melalui fitur like, comment and share yang membuat dinamika kehidupan maya semakin nyata.

Konten FOMO

Di era digital, dunia maya seakan telah menjadi sentral dengan segala trend yang menyita perhatian publik. Keberadaan diri di ruang maya menjadi bentuk eksistensi manusia saat ini. Inilah salah satu alasan yang menjadikan seseorang ikut serta dalam transformasi digital.

Banyak orang mengikuti culture media sosial dengan membuat beragam video kreatif maupun challange yang sedang menjadi trend di media sosial. Beragam konten video seperti hiburan, challange, prank, make-up, fashion, food dan lain sebagainya bisa kita tonton.

Sebut saja ketika ada trend goyang Tiktok baru, berbondong-bondong orang mengikuti dan mengunggahnya di akunnya masing-masing. Belum lama ini juga sempat viral trend baju naik turun di Tiktok dan banyak orang ikut membelinya meski harga baju mencapai angka 600 ribu rupiah.

Menguatnya konten video, menjadikan sebagian orang terkena arus Fear Of Missing Out (FOMO). Apa yang menjadi trend di media sosial seperti ada keharusan untuk mengikutinya demi menujukan eksistensinya di dunia nyata. Tanpa mempertimbangkan tujuan, risiko dan manfaat yang didapat dalam membuat konten tersebut.

Tidak jarang hanya demi sebuah konten orang-orang ini rela dan nekat melakukan apa pun, termasuk hal yang melanggar norma sosial bahkan hal yang membahayakan nyawanya. Seperti yang terjadi baru-baru ini, melansir dari batam.tribunnews.com (04/06/22), seorang remaja tewas tertabrak truk membuat konten saat aksi hadang truk, di Jalan Otto Iskandardinata, Gerendeng, Karawaci, Kota Tangerang.

Selain itu, melansir dari kompas.com (30/05/22), Tiktoker @babyca666 yang menjadi perbincangan warganet, usai mengunggah konten vulgar dengan memamerkan payudaranya.

Minim Literasi Digital

Masifnya pengguna maupun penikmat konten audio visual seakan menjadi rambu-rambu perubahan medium literasi masyarakat kita. Melihat begitu heterogennya culture konten yang tersaji, sehingga kita bisa mencari apa saja dalam bentuk audio visual saat ini.

Namun apakah hal ini juga berbanding lurus dengan kualitas setiap konten yang ada? Kita dapat melihat bagaimana sistem dan culture yang dibangun di era digital saat ini. Selain maraknya konten humor dan hiburan, banyak juga konten video yang isinya hanya menampilkan sepenggal konten dari video lain.

Terkadang cuilan video yang diambil begitu sarat akan tafsir. Sehingga sering kali menimbulkan kesahpahaman maksud hingga bias pemahaman lantaran tidak melihat konteks video secara keseluruhan. Ketika dibagikan, video dapat muncul di berbagai laman media sosial lain seperti Instagram, youtube hingga Twitter. Menjadikan setiap orang semakin mudah untuk mengaksesnya.

Selain dari culture digital, sistem algoritma internet yang justru lebih pandai mengenali pola para penggunanya. Mereka lebih mengetahui siapa kita dan membuat filter bubble beradasarkan apa yang sering kita klik dan berapa lama kita menontonnya.

Filter bubble yang ada di internet telah mengisolasi ruang intelektual kita. Kita terus dijejali asupan infromasi satu tipe yang kita senangi bukan yang benar-benar kita butuhkan. Hal ini terkadang membuat kita sulit untuk keluar maupun menerima perspektif lain.

Hiruk pikuk di dunia maya kini telah berbaur dengan dunia nyata kita yang justru semakin mengaburkan konsep realitas dunia modern terutama di era digital. Kemajuan teknologi digital kini telah membuka batas batas realitas kita, di mana ruang realitas bukan semata ruang fisik, namun juga ruang digital. Fakta-fakta inilah yang menjadikan literasi digital menjadi penting.

Pasalnya, literasi digital menjadi penekan paradoksial dalam proses perkembangan teknologi digital. Sekaligus menggambarkan bagaimana peranan manusia begitu penting dalam berteknologi.

Di era kebebasan berekspresi ini kita tidak bisa melarang siapa pun untuk mengakses ataupun menyebarkan informasi di media sosial. Tetapi dengan literasi digital kita dapat lebih selektif dalam memilih dan memilih informasi yang akan kita konsumsi. Selain itu, kita juga bisa menjadi kontributor konten dengan informasi yang lebih positif dan edukatif. [Gita Fajriyani]

KOMENTAR

Name

17 agustus,1,2021,4,2023,1,2024,1,22 Mei 2019,1,ab,1,Abu Nawas,1,academy,1,Advertorial,4,AFI,3,ai,5,al-ghazali,1,al-ikhlas,1,Al-Qur'an,4,Albert Camus,3,Albert Estein,2,Anak,1,Anak laki-laki,1,Analisis Utama,2,Animal Farm,1,aqidah dan filsafat islam,3,Artificial Intellgence,3,Artikel,523,Artikel sastra,1,atribut,1,audiensi,6,bali,3,Banding UKT 2023,2,banjir,2,bantuan ukt,2,Beasiswa,17,Begadang,1,belajar,5,berdoa,2,Berita,1583,berita potret,1,biografi,1,bonus demografi,1,buku,4,bulan muharram,2,Bulan Ramadan,10,calon wisudawan,1,camaba,10,camaba 2022,2,camaba 2023,1,Carl jung,2,ceremony,1,cerpen,30,Corona virus,65,critical thingking,1,cumlaude,2,cybersecurity. internet,1,darurat pernikahan dini,1,Daun kelor,1,dekan fuhum,1,dema,12,Demokrasi,1,demonstrasi,1,digital,2,diklatpimnas,1,diskon,1,Dokumen,1,dosen,2,dsign,1,Edukasi Seksual,1,ekologi,1,ekosistem,1,EkspreShe,35,era digital,1,Essay,121,fakultas kedokteran,5,Fasilitas,2,Fasilitas PKM,2,fdk,1,feature,2,film,5,Filsafat,38,FITK,1,fresh graduate,3,FUHUM,51,FUHum fest,2,FUPK,7,Gadis Kretek,1,Gagal Wisuda,3,gaya hidup,3,gender,2,General Library,2,Generasi Milenial,31,George Orwell,1,globalisasi,1,graduation cap,1,greencampus,1,Guru,3,hak cipta buku,1,Harapan,2,Hari Buku Internasional,1,Hari Buruh,1,Hari Buruh Internasional,3,hari guru,1,hari ibu,1,Hari Jumat,1,Hari Kartini,1,hari kemerdekaan,2,hari pahlawan,4,Hari Perempuan Internasional,1,Hari Raya,12,Hari Santri,6,Hari Santri Nasional 2022,6,Hari Sumpah Pemua 2022,2,heroisme,1,Hukum,1,Ibnu Sina,1,ide bisnis,1,idul adha,9,Ilmu Falak,1,Ilmu Pengetahuan,89,Imam Nawawi,1,Imlek,2,indonesia,4,info beasiswa,2,info kos ngaliyan,1,inspiratif,1,internasional,5,islam,2,isra' mi'raj,2,Iwan Fals,1,jawa timur,1,Jerat Hukuman,1,judul skripsi terbaik,4,Jurang Asmara,2,Kahlil Gibran,2,Kapitalis,1,Kasus Birokrasi,1,Keagamaan,72,Kebahagiaan,3,kebaya,1,kebudayaan,7,kecantikan,1,kecerdasan,2,Kedokteran,1,kekerasan seksual,2,kekerasan seksual anak,1,kemanusiaan,2,kemerdekaan,2,kerja,1,kesadaran,8,Kesehatan,27,KI Hajar Dewantara,1,KIP-K,6,Kitab Allah,1,kkl,12,KKN,20,Klarifikasi,2,Komunikasi,3,konten vidio,1,kopi,1,Korean Wave,1,korelasi,1,Korelasi 2023,3,Korupsi dosen,1,kos,1,ksr,1,KTT G20,3,KUHP,1,Kuliah,11,Kuliah luar negeri,4,Kuliah Online,21,Kuliah tatap muka,2,kuliner,1,kupi,1,kurban,3,Lahan Parkir,3,leaders declaration,1,liburan,2,lifestyle,1,Literasi,2,Logo HSN 2022,1,lukisan,1,Lulus Cepat,12,ma'had,9,maba 2023,6,maba2022,3,Machiavelli,1,Mahasiswa,632,mahasiswa baru,13,makna hidup,1,makna kembang api,1,Maksiat hati,1,Masa Jabatan,1,Masjid Kapal,1,media sosial,2,Membaca cepat,1,Mendikbud,1,mengingat,1,mental,2,Menulis,1,menwa,1,metaverse,1,modernitas,1,motivasi,8,Muhammad,6,Muhammad Iqbal,1,Munaqosah,2,Musik,1,Nabi Muhammad,2,nasional,15,natal,1,New Normal,18,Ngaliyan,5,Oase,387,Olahraga,2,Opini,251,opini mahasiswa,22,ORKM,2,ormawa,1,orsenik,24,outfit,1,pameran isai,1,pancasila,2,Pandemi,5,PBAK,29,PBAK 2022,5,pbak 2023,14,Pedagogi,1,peluang,1,Pemalsuan,5,Pembayaran UKT,1,Pemilu 2024,3,pemuda,2,Pendidikan,12,penemuan ular,1,pengembangan diri,7,Penjara,1,Penyair,1,Penyesuaian UKT 2022,3,perang ukraina,1,Perempuan,7,peringatan harlah NU,1,pernikahan dini,1,perpustakaan,1,Pertemanan,1,Pidana,1,Plagiasi Rektor,1,PMB,9,politik,5,pondok pesantren,4,pormawa,1,Post-truth,1,Potret Berita,11,potret wisuda,5,ppb,6,praktikum,1,Pramoedya Ananta Toer,1,presidensi,1,profesi,2,Psikologi,34,Puasa,9,Puasa Ramadan,45,Puisi,144,Quotes,1,qurban,1,ramadhan 2023,9,Ramadhan 2024,1,Rasulullah,1,recriutment,2,recruitment,4,refrensi,1,regulasi,1,rektor,7,Resensi,22,Resensi Buku,21,Resensi Film,29,revolusi industri,1,Riset,5,SAA,1,Sahabat,2,Sampah Juras,2,santri Ma'had,4,Sastra,119,Second Sex,1,sedekah,1,sejarah,1,sema,4,Semarang,179,Shalawat,1,Sidang,2,Sistem akademik,1,SK Jabatan 6 Bulan,1,SK Wajib Mahad,11,skill,1,Skripsi,18,sky,1,socrates,2,sosial,2,Sosok,2,stoic,1,sufisme,2,sukses,2,sumpah pemuda,2,Surat Pembaca,9,tafsir,6,Tafsir Misbah,1,Tafsir Surah Fatihah,2,Tahun baru,3,Taman Entrepreneur FEBI,1,TandaTangan,4,tasawuf,2,Taubat,1,teater,7,Teknologi,42,teladan,1,tips,4,Toefl-Imka,21,tokoh,1,Toxic,1,TP,1,tranformasi energi,1,Tugas Akhir,16,UHN,2,UIN Walisongo,749,UIN Walisongo Semarang,19,ujm,2,UKM,11,ukt,33,UKT 2024,2,UKT tinggi,1,ular piton,1,upz,1,video,2,Wajib mahad,4,wali camaba,2,wali wisuda,5,Walisongo Center,2,wanita,1,William Shakespeare,1,Wisuda,110,wisuda 2022,15,wisuda 2023,6,wisuda 2024,6,wisuda offline,5,wisudawan terbaik,28,Writer's block,1,Zodiak,3,zoom meeting,1,Zuhud,1,
ltr
item
IDEApers: Urgensi Literasi Digital di Era Konten Video
Urgensi Literasi Digital di Era Konten Video
Di era digital, dunia maya seakan telah menjadi sentral dengan segala trend yang menyita perhatian publik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikBKMSLXUdf7lGIGTiaQRZ1LY6EUwqZ5PtxT-tMHTA7gXJfBWlhRbXnTmn-2qstJMTD0XeR83Xb2F9sPdy83-7SvtE4VplihLHF2ktQgF9ic547M8xwlAKv6m8pQnawsjUvKXGKFUv1OAPNryr8eQI9VdQmdsbkc5ypdV5HWjzxXMhjjjBMWDz1b2m0Q/s320/IMG-20220720-WA0000.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikBKMSLXUdf7lGIGTiaQRZ1LY6EUwqZ5PtxT-tMHTA7gXJfBWlhRbXnTmn-2qstJMTD0XeR83Xb2F9sPdy83-7SvtE4VplihLHF2ktQgF9ic547M8xwlAKv6m8pQnawsjUvKXGKFUv1OAPNryr8eQI9VdQmdsbkc5ypdV5HWjzxXMhjjjBMWDz1b2m0Q/s72-c/IMG-20220720-WA0000.jpg
IDEApers
http://www.ideapers.com/2022/07/urgensi-literasi-digital-di-era-konten-video.html
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/
http://www.ideapers.com/2022/07/urgensi-literasi-digital-di-era-konten-video.html
true
2845694181721974662
UTF-8
Lihat Semua Tidak Ditemukan LIHAT SEMUA Baca Balas Batalkan Komentar Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua BERITA TERKAIT RUBRIK ARSIP SEARCH SEMUA BERITA Tidak ditemukan Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Followers Follow KONTEN INI PREMIUM Share sebelum membuka Salin semua kode Pilih semua kode Semua kode telah disalin. Tidak bisa disalin