Semarang, IDEAPERS.COM - Mahasiswa jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum), Ahmad Zamzami berhasil meraih predikat sebagai wisudawan terbaik dengan perolehan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,89 periode Mei 2022, meskipun di awal perkuliahan dirinya merasa salah masuk jurusan.
Wisudawan kelahiran Rembang, Zamzami, menjelaskan awalnya mengira jurusan IAT adalah jurusan IT, yang masih berkaitan dengan jurusannya ketika SMK yakni Teknik Informatika Multimedia. Namun, ia baru menyadari kesalahpahamannya ketika mengerjakan soal UMPTKIN, yang mana mayoritas berbahasa Arab.
"Aku didaftarin sama kakak tingkat di jurusan IAT, tapi aku ngiranya IT," ucapnya.
Setelah itu, di awal masa perkuliahan Zamzami berkeinginan untuk pindah jurusan dan mengikuti SBMPTN di tahun berikutnya. Lebih lanjut Zamzami mengatakan dirinya telah berkonsultasi kepada Wali Dosen untuk pindah jurusan, namun tetap mendapat dukungan untuk melanjutkan kuliah di jurusan IAT.
Baca juga: Perdana UIN Walisongo Gelar Wisuda Offline Pasca Dua Pandemi Covid-19
"Aku mutusin buat lanjut dan belajar lebih ekstra, karena mayoritas temenku dari pesantren," jelasnya.
Kemudian, untuk membantu proses belajarnya Zamzami meceritakan dirinya berinisiatif membentuk kelompok diskusi kecil bersama teman-temannya untuk mengejar ketertinggalan materi.
"Makanya inisiatif buat grup diskusi kecil-kecilan setiap habis jumatan dan meminta temanku yang lebih paham buat diskusi bareng ngejar ketertinggalan," tuturnya.
Selain itu, Zamzami juga mengikuti kegiatan di luar perkuliahan untuk menunjang proses belajarnya. Ia menuturkan sempat mengikuti Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) IDEA, Ushuluddin Language Community (ULC), dan kegiatan relawan di daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) seperti Lombok, Maluku, dan Kalimantan.
"Kebanyakan ikut kegiatan di luar kampus. Jadi relawan dan terjun langsung di masyarakat," ujar mahasiswa tersebut.
Baca juga: Ini 14 Nama Wisudawan Terbaik UIN Walisongo Periode Mei 2022
Selain kendala jurusan, Zami juga mengatakan kondisi finansial keluarganya tidak memungkinkan untuk biaya kuliah.
"Dulu aku pernah bilang mau kuliah ke orang tua, dan responsnya "uang dari mana?". Saat itu, bapakku udah cukup tua, udah berusia 76 tahunan," tuturnya saat diwawancarai kru IDEAPERS pada Senin (23/05/22).
Lebih lanjut ia mengatakan karena kuliah adalah impiannya dirinya mencari beasiswa.
"Mungkin orang tua nggak bisa ngebayangin kalau aku nggak bisa dapat beasiswa," imbuhnya.
Baca juga: [Potret] UIN Walisongo Adakan Wisuda Offline Setelah 2 Tahun Pandemi
Kemudian setelah lulus Sarjana (S1), dirinya berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.
"Perlu mempersiapkan banyak hal khususnya belajar bahasa inggris lagi karna bahasa inggrisku masih jelek," pungkasnya. [Rep.Dian Ananda Permata/Red.Gita]
KOMENTAR