Semarang, IDEAPERS.COM - UIN Walisongo Semarang melepas 1.285 mahasiswanya. Mulai dari ahli madia (D.3), sarjana (S.1), Magister (S.2), hingga Doktor (S.3). Prosesi wisuda dipimpin langsung oleh rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq di Auditorium II kampus 3, selasa (08/02/22).
Dalam wisuda periode Februari 2022 dilaksanakan selama empat hari. Hari pertama, wisuda universitas yang dihadiri oleh seluruh calon wisudawan secara online, dan khusus offline hanya dihadiri wisudawan terbaik di tiap fakultasnya. Prosesi wisuda hari berikutnya dibagi menjadi kloter pagi dan kloter siang dengan pertimbangan situasi pandemi covid-19 yang belum membaik, serta dijadwalkan tiap fakultasnya.
Hari kedua dihadiri oleh mahasiswa fakultas ilmu tarbiah dan keguruan (FITK), fakultas sains dan teknologi (FST), dan fakultas ilmu sosial dan politik (FISIP). Hari ketiga dijadwalkan untuk fakultas syari'ah dan hukum (FSH), fakultas ushuluddin dan humaniora (FUHum), fakultas psikologi dan kesehatan (FPK), dan pascasarjana. Sedangkan hari terakhir dijadwalkan prosesi wisuda fakultas dakwah dan komunikasi (FDK), dan fakultas ekonomi dan bisnis islam (FEBI).
Wisudawan terbanyak UIN Walisongo periode Februari 2022 berasal dari FITK dengan jumlah 279 wisudawan. Adapun rinciannya, 19 magister wisudawan, dan 260 untuk sarjana.
Sementara di posisi terbanyak kedua. Wisudawan dari FDK melepas 225 wisudawan, 1 diantaranya magister dan selebihnya wisudawan sarjana. Posisi teratas ketiga berasal dari FSH yang meluluskan sejumlah 217 wisudawan dengan rincian 4 magister, dan 213 sarjana.
Menyusul FST yang melepaskan 134 wisudawan sarjana, kemudian FUHum meluluskan 9 magister dan 115 sarjana dengan total 124 wisudawan. Selanjutnya dari mahasiswa program pascasarjana diwisudakan sebanyak 46 yang diantaranya 34 wisudawan doktor, dan magister 12 wisudawan. Disusul dari FISIP dengan 40 wisudawan sarjana. Serta yang terakhir dari FPK yang melepaskan 39 sarjana.
Pada wisuda periode Februari 2022 ini tercatat 16 wisudawan terbaik dengan indeks prestasi (IP) tertinggi mencapai 3,97 yang diraih oleh mahasiswa FST, Fauzi Akbar.
Pentingnya Semangat Duta Walisongo
Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memaknai semangat duta walisongo yang telah menjadi karakter kita. Yang di dalamnya terkandung karakter luhur para sosok walisongo, wujud kampus berlandaskan unity of scientist.
"kita harus maknai, salah satunya adalah dengan memahami karakter luhur para walisongo. karakter luhur para walisongo yang tersimpifikasi dalam unity of scientist bisa menjadi karakter kita semuanya," jelasnya.
Lebih lanjut lagi, ia mengatakan kepada para wisudawan untuk menunjukkann hikmah ilmiah, yang berkontribusi secara kongkrit untuk kemanusiaan dan peradaban di dalam masyarakat nantinya.
"Bagaimana menjadi ilmu yang di peroleh yang tidak hanya menghapuskan kebodohan, tidak hanya untuk membahagiakan orangtua tapi juga berkontribusi secara kongkrit untuk kemanusiaan dan peradaban." lanjut Imam.
3 Pesan Khusus untuk Jadi Duta Walisongo
Masih dalam sambutannya, ia menguraikan tiga poin penting sebagai nasehat kepada wisudawannya. Pertama untuk menjadi manusia yang percaya diri, yang mampu memperbaiki kekurangan dan menggali kelebihan dalam potensi kita. Ia turut menyebutkan sosok-sosok walisongo sebagai teladan.
"Sunan Gresik misalnya sosok pedagang, sementara sunan Giri sosok pendidik, sunan Kudus konon seorang panglima ulung ahli senjata, sunan Kalijogo seorang seniman," tuturnya.
Poin kedua, ia menyebutkan pentingnya menjadi pembelajar sejati yang tak kenal menyerah mencari ilmu. Bahkan membagikan ilmunya dengan cara berdakwah.
"Tidak ada satupun dari orang walisongo yang berhenti belajar ketika turun di masyarakat. Walisongo tidak hanya berguru dan mencari ilmu, namun juga menyebarluaskan ilmunya dengan berdakwah," katanya.
Terakhir, ia mengatakan pentingnya hati yang tulus untuk mencintai perdamaian. Karena kehidupan sosial nyatanya adalah rangkaian masalah yang kompleks. Pada situasi itu kita dituntut untuk berfikir jernih dalam menghadapi permasalahan, yakni dengan cara hati yang tulus tadi.
"Mungkin ada di suatu waktu nanti kita akan mendapatkan musibah dan masalah, kalian akan dihadapkan pada kompleksnya kehidupan sosial, problem yang semakin menggurita tetapi tetaplah berfikir jernih, tetaplah memiliki hati yang bersih dan selalu berpegang tegung kepada nilai-nilai agama, sebuah karakter luhur yang tentu tiada tara," jelasnya.
Sebagai penutup dalam sambutannya, beliau menuturkan pantun singkat.
"Raden Roro memakai sanggul, berparas cantik dan berkebaya, duta walisongo berkarakter unggul, mencintai ilmu agama dan budaya," pungkasnya. [Rep.Riska Apriliza/Red.Gita]
KOMENTAR