Sebagian dari kita mungkin mengalami kesulitan mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Dalam kondisi ini terkadang kita hanya bisa mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Pasalnya ketika mengerjakan banyak hal justru dapat menimbulkan resiko seperti kesalahan, ketidak fokusan atau kita justru tidak benar-benar menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Misalnya saja ketika belajar sambil mendengarkan musik. Terkadang justru membuat pikiran kita menjadi kacau, tidak dapat fokus, dan gagal faham atas apa yang kita pelajari. Pada saat belajar, beberapa orang lebih memilih di tempat yang tenang, dan jauh dari keramaian, hal ini terjadi karena kemampuan multitasking yang ada pada diri seseorang berbeda beda.
Kondisi ini terkadang menjadi polemik terkait keefektifan dan keefisienan. Dimana seharusnya kita bisa menyelesaikan satu atau dua pekerjaan sekaligus, tetapi satu pekerjaan hanya bisa dilakukan dalam satu waktu. Tentu saja hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama.
Lalu bagaimana untuk menyelesaikan persoalan ini? Multitasking. Suatu kondisi dimana kemampuan seseorang dalam mengerjakan berbagai tugas atau aktivitas dalam satu waktu dengan periode yang singkat. Maksudnya seseorang dapat membagi pola pikirnya dalam dua aktivitas atau lebih secara bersamaan. Aktivitas yang dilakukan lebih dominan mempunyai sifat yang sama, dengan tujuan mempermudah dalam menjalaninya.
Kemampuan multitasking bukanlah sebuah anugerah atau bawaan sejak lahir. Melainkan sebuah proses, yang artinya siapapun dapat melakukan ini jika kita bisa melewati prosesnya. Sebagaimana dijelaskan oleh Dave Crenshaw dalam bukunya ‘The Myth Of Multitasking: How “Doing It All” Gets Nothing Done’ yang menyatakan kemampuan multitasking dapat terbentuk melalui budaya. Yang berarti bahwa multitasking dapat didapat melalui pembiasaan atau pelatihan diri. Lalu bagaimana kunci memiliki kemampuan multitasking?
Pertama, mengurangi redudansi atau menggabungkan satu atau lebih pekerjaan untuk menghemat waktu. Misalnya kamu memiliki agenda untuk menjemput teman dan pergi ke supermarket. Dua pekerjaan yang mengharuskan kamu untuk keluar rumah bisa kamu lakukan sekaligus, untuk menghemat waktu dan tenaga.
Untuk mengetahui kegiatan atau agenda apa saja yang bisa dilakukan secara bersamaan, kita bisa membuat draf kegiatan. Dimana kita mengelompokkan kegiatan yang mempunyai sifat yang hampir sama agar kegiatan atau aktivitas tersebut dapat dijalankan bersama dalam satu waktu.
Kedua, menentukan skala prioritas. Melakukan multitasking berarti ada satu aktivitas yang menjadi prioritas utama yang menjadi pusat suatu kegiatan. Oleh karenanya penting untuk menentukan terlebih dahulu skala prioritas.
Kegiatan pertama yang menjadi prioritas tertinggi ialah yang paling sulit dan lama dalam pengerjaannya. Kemampuan otak dalam menjalankan kegiatan menjadi kunci dalam kesuksesan multitasking. Oleh karena itu pada saat otak sudah lelah dan merasa jenuh, seseorang tidak akan dapat konsentrasi dan mengacaukan semua kegiatan yang ada.
Ketiga, menentukan deadline. Menejemen waktu juga merupakan unsur penting dalam multitasking. Dengan menentukan deadline tugas, kegiatan menjadi lebih terorganisir. Prioritas kegiatan juga akan mudah diketahui dengan melihat kegiatan mana yang paling lama memakan waktu.
Keempat, tenang dan fokus dalam mengerjakan. Meskipun dalam multitasking kita melakukan dua atau lebih kegiatan sekaligus, tetapi jangan lakukan dengan terburu buru atau ceroboh. Pasalnya hal ini akan membuat hasil pekerjaan kita menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu kita perlu tetap fokus dan tenang dalam mengerjakan pekerjaan, meskipun haru mengerjakan dua pekerjaan secara langsung. Hal ini juga dapat membantu kita agar aktivitas yang telah disusun sesuai rencana tidak berantakan, dan tetap sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Terakhir, berani mengambil resiko. Dalam multitasking berarti kita melakukan beberapa perkerjaan dalam satu waktu. Oleh karenanya, kita perlu untuk mempertimbangan sejauh mana resiko yang ditimbulkan. Ketika kegiatan yang satu belum selesai, kita masih perlu mengingat berbagai hal seperti, bagaimana kegiatan terakhir yang dilakukan seperti apa, batas waktu yang harus dijaga, dan lain sebagainya.
Apabila kita telah terbiasa melakukan hal hal tersebut, maka lahirlah kemampuan multitasking. Dengan kemampuan tersebut kita dapat mengingat kegiatan terakhir yang dilakukan tatkala melanjutkan kegiatan tersebut. Selain itu meski berada dalam situasi yang sulit, kita dapat berpikir dengan tenang dan menemukan jalan keluarnya. [Yogi Zidane S]
KOMENTAR