Menunda waktu sering dialami oleh hampir setiap orang. Misalnya kita sebagai mahasiswa seringkali menunda waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah. Seringkali diri kita beralasan belum dikejar deadline, sehingga membuat kita enggan untuk mengerjakannya. Namun menunda pekerjaan ini juga membuat tugas kuliah yang kita kerjakan menjadi kurang maksimal, lantaran estimasi waktu yang tidak cukup, kurangnya persiapan dan lain sebagainya.
Meskipun menunda waktu seringkali dialami oleh setiap orang, tetapi bukanlah permasalahan yang remeh dan kita biarkan saja. Melihat dari banyaknya orang yang melakukannya dan resiko yang ditimbulkan. Misalnya membuang waktu, menghilangkan kesempatan dan lain sebagainya. Tentu saja hal ini masih menjadi persoalan yang sebagian dari kita belum menemukan kunci dari problem ini.
Persoalan ini tidak hanya perkara menunda waktu, tetapi jauh lebih kompleks. Sebagian dari kita sering menyadari perilaku tidak baik ini namun masih tetap melakukannya dan kita masih belum menemukan solusi yang tepat. Pasalnya kita masih sering kabur dalam mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat kita sering menunda waktu. Kamu bisa mengenali faktor-faktor tersebut, dalam ulasan berikut.
Pertama, waktu yang tidak tepat. Setiap orang memiliki tingkatan waktu produktif yang berbeda-beda. Ada orang yang lebih produktif di pagi hari, tetapi ada juga di sore hari bahkan di malam hari. Waktu produktif ini mempengaruhi sikap kita dalam mengerjakan seuatu. Ketika kita memiliki waktu produktif di malam hari dan diminta untuk berkerja di siang hari, kita berpotensi menunda pekerjaan tersebut.
Kedua, menyelesaikan pekerjaan dekat dengan tenggat waktu. "The Power of Kepepet" seringkali dijadikan alibi oleh kita yang suka menunda-nunda waktu. Ketika kebiasaan ini terus dilakukan, akan mempengaruhi mindset dan sikap kita untuk selalu mengerjakan sesuatu di akhir deadline.
Padahal hal ini justru beresiko, ketika kita mengerjakan sesuatu di waktu yang singkat kita akan terburu-buru mengerjakannya, kemudian persiapan tidak matang dan kita tidak bisa mengevaluasi hasil pekerjaan kita. Hal ini membuat pekerjaan kita menjadi tidak maksimal dan fatalnya kita tidak mengetahui dimana letak kesalahan dari suatu pekerjaan yang kita lakukan.
Ketiga, mudah terdistraksi. Kita mungkin mudah sekali teralihkan fokusnya. Ketika kita sedang serius mengerjakan sesuatu, dan kemudian ada beberapa hal yang membuatnya beralih dari pekerjaannya sejenak, dan Ketika ingin melanjutkan pekerjaan yang ditunda muncullah rasa malas. Sehingga pekerjaannya tertunda.
Keempat, kesulitan dalam berkonsentrasi. Ketika kita merasa sulit berkonsentrasi karena faktor internal maupun eksternal akan mempengaruhi sikap kita. Ketika diri kita mengalami gangguan kita akan merasa tidak nyaman serta sulit untuk tenang dan fokus dalam melakukan sesuatu. Kesulitan dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi pekerjaan kita. Kita mesti menunggu waktu yang cukup lama untuk menstabilkan diri kita agar dapat kembali beraktifitas.
Kelima, tidak percaya diri. Ketika kita merasa tidak percaya diri dalam mengerjakan sesuatu tentu saja akan membuat kita kembali berfikir. Apakah saya harus mengerjakan tugas ini? apakah saya bisa mengerjakannya? bagaimana kalau saya salah mengerjakannya?
Pikiran-pikiran itu justru telah menghabiskan waktu berharga kita. Waktu yang semestinya bisa kita gunakan untuk memulai mengerjakan sesuatu, habis kita gunakan untuk memikirkan suatu hal yang belum pasti terjadi.
Beberapa hal di atas merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kita dalam menunda waktu. Kita bisa mengenalinya dan memahaminya untuk bisa mengurangi kebiasaan menunda waktu. [Safira El Mumtaza]
KOMENTAR